Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

Cerpen Divisi Sastra "Si Bocah Sampah"

  Si Bocah Sampah Karya: Ainil Inayah  Jernih mata berwarna cokelat si bocah kecil kadang berlari ke kanan dan kadang juga berlari ke kiri menghindari kegelisahan saat telinganya terus-menerus dijejali suara-suara yang sebenarnya bukan menandakan apa-apa. Seperti suara ranting jatuh yang mungkin karena sudah tidak kuat menahan laju angin, juga suara botol kosong yang bergeser akibat tidak sengaja diinjak kucing. Tangannya masih terkepal di depan wajah untuk melindungi dari serangan rasa takut, tapi keringat dingin justru semakin mengucur di dahinya saat tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya.  Ia masih ingat betul saat beberapa menit yang lalu tiba-tiba saja ia terbangun di atas tumpukan sampah, di sana ia hanya meringkuk, memeluk tubuh kecilnya sendiri. Tidak ada makhluk lain yang sedang berbagi harum sampah dengannya. Semua itu ia tangkap dari cahaya lampu jalan yang menembus kepalan tangannya dan hanya menyala dalam empat detik saja, kemudian mati dalam waktu empat detik pula pu

Cerpen Divisi Sastra "Sekawanan Kampung"

  Sekawanan Kampung Karya: Suryadi Dengan penuh konsen trasi Nasim mualimengitai mangsanya, bulu kuduk mulai berdiri. Nasim melompat dan menerkam mangsa, dangan kawan lain. Nasim lebih cepet dari musuh-musuhnya.p Kawana-kawana tua yang di atas tetap fokus berpuisi, sambil menikmati puisinya. Nasim merangkul mahluk berekor panjang keatas, dengan rasa banga Nasim kembali ketempat semula, kawan lain menatap iri kepada nasim. Pada sorehari Peluh menetes, dengan nafas sedikit lesu. Pak Addol mendeklarasikan satu rumah kerumah yang lain. Salah satu rumah yang dikunjungi adalah rumah Nasim. Dengan sedikit ngantuk nasim keluar menemui Pak Addol.  "Kerumah, ya." jawab Pak Adool. Setelah menemui Pak Addol, Nasim yang baru saja bangun dari tidur siangnya langsung ke kamar madi untuk bembersihkan wajah nya, setelah Nasim selesai membersikan wajh nya. Terlihat segerombolan kawanan yang sudah berangkat. Tanpa berfikir panjang, Nasim berangkat bersma dengan mereka. Dengan suara berisik,

Cerpen Divisi Sastra "Prempuan Pemuas Napsu"

 PREMPUAN PEMUAS NAPSU Karya: Suryadi Aku adalah seorang wanita pemuas napsu laki-laki, nasipku tidak seperti wanita di luar sana yang memakai perhiasan, baju mewah, dan lain sebagainya. Ya… dua puluh tahu yang lalu, nasipku sangat malang. Aku seorang gadis lugu, Namaku Nurul. Anak pertama dari dua bersudara. Aku senang melakukan pekerjana rumah setiap hari seperti membantu ibu memasak, nyapu, ngepel, dan lain-lain. Ibu, tidak pernah memanjakan kami, karena kami dari orang yang tidak mampu. Hari-hariku selalu ceria, yaaa.. maskipun ibu sering memarahiku, aku yakin dia seperti itu karna tidak mau kalo anak- anaknya menjadi seperti dirinya. Pada siang hari udara sangat panas, dua laki-laki tua datang kerumahku. “Assalamualiku, Mah, Mukimah” kedua laki-laki itu memanggil ibuku. Mukimah adalah nama ibuku, perempuan pekerja keras.  “Nurul, buatkan kopi” perintah ibuku. Tanpa aba-aba akun langsung menuruti apa yang diprintahkannya. Tidak terlalu banyak yang aku tau dari kedua laki-l

Cerpen Divisi Sastra "Celurit Rantau"

  CELURIT RANTAU Karya: Suyadi Peluh bercucuran dan rumput pun merasakan asinnya. Suara terengah-engah di malam yang jernih, di kerumunan gelap . Rohman bertarung karana ada harga diri yang harus di bayar. Seseorang yang di banggakan selama ini tidak lain hanyalah binatang pengubar napsu. “Dua puluh dua tahun saya di jadikan anjing pelacak, hanya untuk memuaskan napsu kalian berdua” Ungkap Rohman. “Hutan ini menjadi saksi, bahwa kau akan segera ku tanam!”. Tambahnya sambil menahan amarah. Tanpa merasa bersalah, Arif menjawab, Rohman tertawa ”hhhhh”, “Kau Cuma bisa mencari dunia saja, Rohman! Kau tau, sayalah orang yang merobek selapit Nor pertamakali sambil ketawa, saya hanya membantu mu saja, hahaha”. “Bangsat” Tegas Rohman. Rohman sudah tidak bisa menahan emosinya, tanpa aba-aba Rohman menumpas habis laki-laki bejat itu dengan senjata yang ada tangannya.  Sudah tujuh belas tahun lamanya toko ini berdiri dan memiliki pelanggan tetap, salah satunya pelangagan laki-laki yang bernama A