Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

KESETIAAN SEORANG ISTRI

  Kesetiaan Seorang Istri Oleh devisi Rupa   Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah seorang wanita yang kecantikannya tak tertandingi ,beliau ahli tahajud/shalat malam. Seorang permaisuri bernama Syarifah Ambami dengan gelar Ibu Suri   (Rato Ebhu dalam Bahasa Madura),Rato Ebhu adalah sebutan bagi setiap ibu suri/permaisuri, Syarifah Ambami merupakan keturunan Sunan Giri(Raden Paku/Prabu Satmoto), keturuan/generasi keenam Sunan Giri (cicit Sunan Giri), Pada generasi pertama yaitu Sultan Abdul Faqih yang mempunyai 10 orang putra-putri, salah satunya adalah Nyai Gede Sawo sebagai generasi kedua, lalu Nyai Gede Sawo mempunyai 4 orang putra-putri salah satunya Pangeran Waringin Pitu sebagai generasi ketiga, Pangeran Waringin Pitu mempunyai putra Pangeran Mas Penganten sebagai generasi keempat, Pangeran Mas Penganten mempunyai Putra yaitu Pangeran Ronggo sebagai generasi kelima, Pangeran Ronggo mempunyai 2 putri yaitu Syarifah Ambami dan Raden Ayu Inten. Syarifah Ambami disebut Rato Ebhu kare

Kumpulan Puisi Devisi Sastra

                                                                                 Sanggaramawijaya 1 Karya: Fadilatul Khoiroh Mlaku kalem tanpo aling ing ndalem Kricik-kemericik swara binggel ngacani laku Guletan jarik sutra ora nutupi alus langsat kulit lan luhur budi lakumu Piwejarmu digugutiru marang rakyatmu   Kilisuci, Oh Kilisuci Gusar gelisah manakala Ayahanda turunkan titah Menikah madu kehidupan, ujarnya Sayembara diputuskan, syarat digagaskan, undangan disebarkan Engkau Sang Dewi bak mawar merekah Membius ribuan kumbang datangkan lamar Tapi Kau malah makin gelisah Bangkalan, 16 oktober 2018   Kemelut Suro Karya: Fadilatul Khoiroh   Ing puncak dukur langit Wong kang  nyekseni janji diingkari Agkoro murka kependem dening weteng gunung   Pertemuan di bawah gemintang Sejukkan sukma yang gersang karena kerinduan Dibalut jarik sutra tak menutupi indah rupanya Mata teduh memandang tanah Mengisyaratkan apa yang tersembunyi di dada Apa resahmu, kata Sang Pemuja Apa inginmu duhai Dewi p

Tari 10 November

  Peristiwa 10 november Oleh devisi tari   Pada pertempuran 10 November 1945 ini, tidak lepas dari keterkaitan pertempuran antara pasukan Indonesia melawan sekutu. Pada tanggal 25 Oktober 1945, sekutu datang di surabaya. Mereka ingin merebut kekuasaan dan senjata milik jepang yang ada di Indonesia. Dan perebutan tersebut membangkitkan suatu pergolakan yang menegangkan. Awalnya, inggris ingin segera melucuti semua senjata yang telah dikuasai oleh rakyat Surabaya, namun pada saat itu inggris mendapat tentangan keras dari pimpinan indonesia di Surabaya dan akhirnya Inggris mengalah. Tanggal 26 Oktober 1945 membuat perjanjian untuk membantu rakyat Indonesia untuk melucuti senjata jepang dan perjanjian tersebut ditanda tangani dan disepakati oleh Presiden Soekarno serta Moh. Hatta dan juga Jendral Mallaby. Meskipun perjanjian tersebut telah disepakati, pihak Inggris justru mengingkarinya. Pasukan Inggris membebaskan Kolonel Hulyer (seorang perwira belanda) yang ditawan oleh rakyat Surabaya

DHI' ENDHI'

  Dhi’ Endhi’ M. Amin Ashar   Lakon: 1.  Mak Na 2.  Yayuk 3.  Mida 4.  Laila 5.  Susi 6.  Qadir   Lampu gelap suasana sunyi Lagu dinyanyikan dengan serentak dengan tempo yang menggebu-nggebu. “Dhi’ Endhi’ Ria reo” Dhi’ Endhi’ Ria Rio Pocetta Kodhu’ Na’ Kana’ terro lakea ta’ kenneng soddu’ Teng jerriteng mattuana soro dateng Be’ laggu’ be’ dumalem Mella’ meddem   3x   SCENE I Dimalam hari Yayuk dan mak Na duduk dilencak, mereka sedang cekcok tentang yayuk yang tidak mau dijodohkan dengan qodir. Yayuk : “Tidak mak, hilangkan semua angan-angan emak tentang perjodohan itu.” Emak : “Kamu ini anak gak tau di untung, kamu itu perempuan yuk...” Yayuk : “Kenapa mak, kenapa kalau yayuk perempuan? Apa selamanya perempuan dijadikan budak?” Emak : “Yuk... kamu jangan kuranga ajar sama orang tua, Qadir itu sudah mapan, kau tinggal nurut sama suami, pasti hidupmu enak.” Yayuk : “Lihat itu Mbak Mida  .. apa itu yang namanya hidup enak? Itu semua akibat perjodohan yang semena-mena. Belum

GUGUR KEMBANG KAWI

Gambar
  Naskah Teatrikal Puisi “ Gugur Kembang Kawi “ Aktor: Andika Yoga Pratama ( Bayi & Mbah Irim ), Alfina Kurnia Puri ( Nyai Ayu), Syahrul Maulana (Iblis & Mbah Jinggo) Musik: Azhar, Fauzi, Fatwa Amalia, Ghufron   Artistik: Lighting (Via)  Properti (Erni ) Make Up (Niyut) Sutradara: Fadilatul Khoiroh (Dila) Produksi: Devisi Sastra  UKM-F Teater Sabit  2019 Narasi Singkat Naskah Gugur Kembang Kawi ini mengangkat asal muasal tradisi Islam di Desa Tebuwung yakni udik-udikan. Udik-udikan adalah bentuk rasa syukur  masyrakat desa tebuwung kecamatan dukun gresik. Bentuk tradisi ini adalah melemparkan koin yang kemudian diperebutkan oleh masyrakat tebuwung baik tua maupun muda dengan semarak setiap tahunya. Mengangkat udik-udikan tidak terlepas dari pembawa tradisi ini yakni seorang perempuan bernama Nyi Ayu, Syarifah dan Nyai Roso Wulan. Nyai Ayu sendiri datang dari Demak dan berasal dari keluaga Kerajaan Islam Demak kemuadian melepaskan pakaian Kerajaanya dan lebih memlilih berkelana