Cerpen Divisi Sastra "Celurit Rantau"

 CELURIT RANTAU

Karya: Suyadi

Peluh bercucuran dan rumput pun merasakan asinnya. Suara terengah-engah di malam yang jernih, di kerumunan gelap . Rohman bertarung karana ada harga diri yang harus di bayar. Seseorang yang di banggakan selama ini tidak lain hanyalah binatang pengubar napsu.

“Dua puluh dua tahun saya di jadikan anjing pelacak, hanya untuk memuaskan napsu kalian berdua” Ungkap Rohman.

“Hutan ini menjadi saksi, bahwa kau akan segera ku tanam!”. Tambahnya sambil menahan amarah. Tanpa merasa bersalah, Arif menjawab, Rohman tertawa ”hhhhh”, “Kau Cuma bisa mencari dunia saja, Rohman! Kau tau, sayalah orang yang merobek selapit Nor pertamakali sambil ketawa, saya hanya membantu mu saja, hahaha”. “Bangsat” Tegas Rohman. Rohman sudah tidak bisa menahan emosinya, tanpa aba-aba Rohman menumpas habis laki-laki bejat itu dengan senjata yang ada tangannya.

 Sudah tujuh belas tahun lamanya toko ini berdiri dan memiliki pelanggan tetap, salah satunya pelangagan laki-laki yang bernama Arif. Hampir setiap hari Arif mengunjungi toko Nor dengan alibi membeli rokok. Arif dan Nor selalu memiliki ruang untuk mengobrol. Mereka sudah mengenal satu sama lain. Tanpa aba-aba mereka berdua kepincut satu sama lain.

“Sudah beberapa bulan sejak hubungan itu, tak lama lagi perutku akan membesar ” tutur Nor kepada Arif

” Secepatya kamu akan ku nikahi” jawap arif. Sambil menghisap batang roko di tangan nya.

Mendengar arif berbicara seperti itu Nor merasa tenang, tapi ada berapa hal yang mengganjal dalam hati Nor. Dengan sengaja ia memendam keganjalan itu sendiri. Ia berusaha meyakinkan dirinya, bahwa menikah dengan Arif adalah pilihan terbaiknya. Dan akhirnya setelah melewati beberapa pertimbangan Nor menerima pernikahan tersebut. Pernikah sederhana itu sangat dinikmati keduanya. Ditambah dengan kelahiran buah cinta mereka berdua. Nor dan Arif sangat antusias menjalani hari-hari. Samapi di lima belas tahun pernikahan mereka, ditenga-tenga keharmonisan keluarga mereka, tiba-tiba Nor memberikan kejutan.

Rohman, Rohman adalah laki-laki yang memiliki badan tinggi, kulit coklat, berambut hitam bergelombang dan berbadan kekar. Orangnya pekerja keras dan bertanggung jawab. Tapi, Rohman bagaikan bumerang bagi keluarga Arif dan Nor.

“Ternyata benar apa yang dikatakan orang-orang di warung sana” dengan nada emosi Rohman memalingkan wajah, Nor terkejut dengan kedatangan Rohman.

“ Mas Rohman?”

“Siapa laki-laki dan anak perempuan yang dibicarakan warga itu?” dengan lantang rohman bertanya

“Tidak ada, Mas”

Piyaaarrr….

Rohman membanting pot bunga yang ada di meja, Rohman menyeret istrinya kedalam kamar dan menguncinya dari luar. Denga emosi memuncak Rohaman mencari laki-laki yang dimaksud warga itu. Arif, tetangga sekaligus teman dekat istrinya ketika masih sekolah dulu.

Amarah pun tumpah. Arif sudah tau bahwa kejadiannya akan seperti itu, jadi Arif sudah siap menanggung semuanya. Tanpa basa-basi Rohman menusuk Arif dengan senjata yang digadang-gadang itu. Arif melopat kedepan dan kabur kekebun jagung danga darah yang di punggunya, disisa-sisa tenaganya Arif mengelur kan senjata yang disimpan di paha kirinya.

“Sudah lama saya menunggu hari ini, sekarang kita buktikan siapa yang berhak memiliki Nor”

Rohman menyerang denga beringas. Dengan benturan senjata dan darah berceceran. Mereka terengah-engah dalam keberutalan, perut Arif tertancap celurit, ditarik dengan kuat, diulang-ulang bertubi-tubi. Seketika isi perut Arif keluar semua dan darah menyembur keluar. Rohman terus mencincang-cincang sebagai bentuk pelampiasannya.Tanpa Rohman sadari lehernya mengeluarkan darah. Disisa-sisa tenaganya Arif berhasil melukai leher Rohman. Rohaman berjalan tertatih-tatih dan roboh. Akhirnya rohman menyusul Arif karna banyak mengluarkan darah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukun-dukunan

Kisah Cinta Hari Rabu

Pagi Bening