TARI SEDEKAH BUMI

 SINOPSIS TARI SEDEKAH BUMI 

Sedekah bumi adalah suatu bentuk tradisi adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan leluhur yang telah memberikan nikmat dan rezekinya sehingga masyarakat dapat menikmatinya. Nikmat dan rezeki bisa berupa hasil panen, sumber air, babat alas, dan sebagainya. Tari Sedekah bumi ini sendiri bersumber dari daerah Bojonegoro yang bertepatan di desa Dander, yang dimana di Dander ini memiliki sat kebudayaan yang tak pernah luntur bakan tidak pernah punah dikarenakan masyarakat di desa tersebut merasa sedekah bumi adala wujud rasa syukur kepada Allah SWT serta kepada alam yang selalu memberikan kesuburan dan kehidupan bagi masyarakat di desa Dander. Sedekah Bumi di desa Dander sendiri mempunyai keunikan dengan berbagai rangkaian acara didalamnya. Melihat hal unik tersebut penggarap menggemas kebudayaan sedekah bumi di desa Dander dalam suatu sajian tari yaitu Tari Sedekah Bumi.


Kepala Divisi : Erni Rahayu Putri

Koreografer : Aliffatul Maula

Penari

  1. Devi Aniatus Saidah

  2. Rosi Maulidya Ardhana

  3. Umi Khanifah

  4. Mega Nur Cahya U.

  5. Reyrent Yuan Nelakrisna

  6. Farihah Ardiyanti

 

NASKAH SEDEKAH BUMI

Sedekah bumi adalah suatu bentuk tradisi adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan leluhur yang telah memberikan nikmat dan rezekinya sehingga masyarakat dapat menikmatinya. Nikmat dan rezeki bisa berupa hasil panen, sumber air, babat alas, dan sebagainya. Menurut Gesta Bayuadhy secara umum tradisi sedekah bumi merupakan suatu tradisi adat masyarakat jawa untuk menunjukkan rasa syukurnya kepada tuhan yang maha esa atas limpahan rezeki yang telah diberikan melalui bumi berupa berbagai macam hasil bumi. Pada awalnya, sedekah bumi lahir tidak terlepas dari campur tangan para leluhur. Adanya sedekah bumi di desa Dander berawal dari kisah Kaki Rembih dan Nyai Rembih yang merupakan leluhur di desa Dander. Kaki Rembih dan Nyai Rembih mencetuskan nama desa Bedander dengan harapan menjadi cikal bakal desa yang makmur.

 Awal terjadi tradisi sedekah bumi di desa Dander dikarenakan adanya cikal bakal oleh Kaki Rembih dan Nyai Rembih yang menemukan ringin mbih (pohon beringin terbesar )yang mana pohon tersebut bersebelahan dengan sumber yang ada didesa Dander, selanjutnya Kaki Rembih dan Nyai Rembih pada saat itu juga mengundang Kyai dan tokoh masyarakat untuk mengadakan musyawarah, yang berisikan tentang adanya rasa syukur kepada Tuhan melalui sumber mata air yang melimpah sehingga masyarakat bisa menikmati air dari sumberan tersebut, akhirnya tercetuslah sedekah bumi di desa dander dan tetap dilaksanakan hingga saat ini. Tujuan sedekah bumi di desa Dander sendiri merupakan wujud syukuri atas nikmat atau rezeki yang telah diberikan oleh tuhan agar desa tersebut ayem tentrem dan sumber airnya terus mengalir sehingga masyarakat bisa menikmatinya.

Sedekah bumi di desa dander dilaksanakan pada bulan syawal setelah panen pertama sekitar bulan juni-juli. Proses sedekah bumi di desa Dander ini sangatlah panjang yang jauh jauh hari sudah dipersiapkan dan juga adanya rentetan didalamnya, proses sedekah bumi  ini telah dipersiapkan dua hari sebelum acara inti yang dimana acara sedakah bumi di desa dander tepat dilaksanakan pada hari jumat, untuk persiapan sedekah bumi pada hari rabu seluruh masyarakat ikut serta membersihkan desa dan sumberan yang bertujuan bahwasannya bersih desa dan sumberan guna untuk membersihkan roh-roh jahat yang mengganggu didesa tersebut, menurut Gesta Bayuadhy, hal yang terpenting dari bersih desa adalah suatu ungkapan rasa syukur kepada tuhan yang maha esa karena telah memberikan nikmat berupa hasil bumi dikarenakan adanya sumberan terebut dapat menghidupi seluruh masyarakat didesa tersebut.

Pada hari kamis malam mengadakan ngaji dan tahlil di daerah sumberan dengan melibatkan tokoh masyarakat serta para ulama, dan pada acara puncak hari jumat seluruh masyarakat desa dan pengurusnya berkumpul di balai desa untuk mengarak tumpeng dari balai desa menuju sumberan yang biasanya pada arakan tersebut pemerintah kota ikut serta menyumbangkan gunungan yang berisikan hasil panen para petani untuk diarak dari balai desa menuju ke sumberan dan dilanjutkan dengan tahlil bersama serta memakan tupeng yang sudah dibawa dengan diiringi lantunan layang tayub serta hiburan reog untuk mengisi kekosogan waktu pada saat acara di sumberan.

Pada malam harinya dilanjutkan acara di balai desa yang diisi dengan tayub hingga menjelang pagi. Tradisi sedekah bumi di desa Dander sendiri tidak akan menghilangkan kesenian tayub dikarenakan sudah menjadi syarat wajib pada pross sedekah bumi. Seorang yang berperan dalam tayub yang disebut warang gono hanya menggunakan jarik dan selendang tanpa dilapisi baju. Pada saat warang gono melantutnkan lagu – lagu jawa dengan di iringi suara musik jawa atau yang biasa disebut gamelan disitu juga ada beberapa  bapak -  bapak yang ikut serta dalam meramaikan acara tersebut dengan ikut  menari menggunakan selendangnya hingga menjelang pagi. Lantunan lagu yang dibawakan oleh warang gono sendiri biasanya sesuai dengan dalangnya yang dimana memenuhi permintaan para penonton tidak ada lagu khusus dalam acara ini.

Ciri khas sedekah bumi di desa Dander adalah kebur sumber yaitu acara bersih-bersih desa dan sumberan secara besar-besaran. Faktor pendukung terjadinya sedekah bumi di desa Dander yang paling utama adalah masyarakat karena tanpa ada dukungan masyarakat sedekah bumi tidak akan terlaksana dengan baik dan lancar, meskipun desa Dander yang mengadakan sedekah bumi tetapi juga mengundang beberapa kepala desa sebelah beserta pemerintah di desa Dander.

Hubungan sedekah bumi dengan agama sosial dan budaya pada masyarakat ini yang awal mulanya ada perbedaan pendapat dari para ulama dan sesepuh desa yang sebagaimana para ulama beranggapan bahwa kegiatan sedekah bumi itu haram dan musyrik tetapi seiring berjalannya waktu sesepuh desa menjelaskan dan memberi pengertian bahwa sedekah bumi merupakan wujud rasa syukur atas sumber air yang melimpah di desa Dander yang kenyataanya sumber tersebut tidak kunjung habis dan tidak perna kering, begitupun adanya makna sedekah bumi sendiri yaitu sebagi wujud mneghormati tradisi nenek moyang, dan wujud syukur kepada tuhan yang telah memberikan nikmat yang lebih kepada kita.


Simbol dan pola lantai Tari Sedekah Bumi

Gambar

Keterangan

 

 

Simbol tarian ini menyimbolkan tentang asal usul adanya sedekah bumi di desa dander dengan keberadaan tokoh kaki rembi dan nyai rembi, yang di simbolkan pada gambar disamping dengan sala sat penari yang memperagakan sosok kaki rembi dengan mka tegas dan berwibawa serta penari satnya memeliki pribadi yang lemah gemulai

 

 

Simbol tersebut menyimbolkan bahwasannya sosok kaki dan nyai rembi ini sebelum adanya sedeka bmi di desa dander mereka melakkan babat alas terlebih dahulu dan pada saat babat alas tersebut menemukan sumber yang diangap kaki dan nyai sebagai sumber kehidupan apabila disekitar tersebut ada desa, simbol ini  menggunakan pola lantai segi empat

 

 

Simbol tersebut menyimbolkan bahwasannya kaki dan nyai rembi setelah babat alas dan menemukan sebuah sumberan, kaki dan nyai mengajak para warga ata masyarakat yang ada disana untuk bermusyawarah, simbol ini menggunakan pola lantai lingkaran

 

Simbol tersebut menyimbolkan rasa syukur kepada tuhan yang maha esa serta kepada alam karena telah memberikan kehidpan bagi masyarakat desa dander, simbol ini menggunakan pola lantai V

 

 

Simbol tersebut menyimbolkan bahwasanya masyarakat di desa dander dari sawah dan ladang maka dari itu pada kegiatan sedekah bumi ini banyak orang untuk menyerakan hasil panen yang melimpa ini untuk ikut serta memeriakan acara sedekah bumi, simbol ini menggunakan pola lantai diagonal

 

Simbol tersebut menyimbolkan bahwasannya di desa dander sendiri sebelum melakukan acara sedekah bumi semua masyarakat dander ini melakukan bersih – bersih desa ata kembyur sumber yang artinya bersih desa dan bersih – bersih sumber yang ada di desa dander, simbol ini menggunakan pola lantai segitiga kaki 3

 

 

Simbol tersebut menyimbolkan bahwasanya mengajak masyarakat untuk berkumpul sebelum acara sedekah bumi untuk tahlilan di sumberan yang ada di desa dander, simbol ini menggunakan pola lantai langkah segitiga

 

 

Simbol tersebut menggambarkan bahwasannya pada saat acaranya masyarakat desa dander semuanya setiap rumah untuk ikut serta membuat dan menata tumpeng, simbol ini menggunakan pola lantai diagonal

 

Simbol tersebut menggambarkan bahwasannya masyarakat di desa dander telah menata tumpeng dan gunungan maka sema orang ikut menggarak tumpeng dan gunungan ke sumberan, simbol ini menggunakan pola lantai segitiga kaki 3

 

 

 

 

Simbol tersebut menggambarkan sebuah wujud rasa syukur dan diadakan pengajian di sumberan secara bersama sama dengan seluruh masyarakat yang bertepatan di sumberan dengan membawa tumpeng yang tela ia arak dari balai desa hingga sampai sumberan, simbol ini menggunakan pola lantai V

 

 

 

 

Simbol ini menggambarkan bahwasannya setelah melakukan pengajian untuk mengungkapkan rasa syukur tentnya setelah itu di dalam rangkaian acara sedekah bumi yang ada di desa dander sendiri ada sesi berbagi makanan atau tumpeng yang telah dibawahnya untuk dibagikan ke warga sekitarnya saling tukar menukar, simbol ini menggunakan pola lantai V

 

Selanjtnya simbol ini menggambarkan bahwasannya di desa dander sendiri ada  rangkaian acara yang benar – benar inti dan tidak boleh untuk di hilangkan yait tayuban, nah simbol tersebt menujukan gambaran seorang tayub yang menari di depan masyarakat untuk menghibur, simbol ini menggunakan pola trapesium

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukun-dukunan

Kisah Cinta Hari Rabu

Pagi Bening