DHI' ENDHI'

 Dhi’ Endhi’

M. Amin Ashar

 

Lakon:

1. Mak Na

2. Yayuk

3. Mida

4. Laila

5. Susi

6. Qadir

 

Lampu gelap suasana sunyi

Lagu dinyanyikan dengan serentak dengan tempo yang menggebu-nggebu.

“Dhi’ Endhi’ Ria reo”

Dhi’ Endhi’ Ria Rio Pocetta Kodhu’

Na’ Kana’ terro lakea ta’ kenneng soddu’

Teng jerriteng mattuana soro dateng

Be’ laggu’ be’ dumalem

Mella’ meddem   3x

 

SCENE I

Dimalam hari Yayuk dan mak Na duduk dilencak, mereka sedang cekcok tentang yayuk yang tidak mau dijodohkan dengan qodir.

Yayuk : “Tidak mak, hilangkan semua angan-angan emak tentang perjodohan itu.”

Emak : “Kamu ini anak gak tau di untung, kamu itu perempuan yuk...”

Yayuk : “Kenapa mak, kenapa kalau yayuk perempuan? Apa selamanya perempuan dijadikan budak?”

Emak : “Yuk... kamu jangan kuranga ajar sama orang tua, Qadir itu sudah mapan, kau tinggal nurut sama suami, pasti hidupmu enak.”

Yayuk : “Lihat itu Mbak Mida  .. apa itu yang namanya hidup enak? Itu semua akibat perjodohan yang semena-mena. Belum puas sampean mak? Mbak Mida Cuma dijadikan boneka pemuas birahi oleh Badrun si bajingan itu. Kandungannya digugurkan agar Badrun tidak punya tanggungan. Setelah puas meniduri Mbak Mida, badrun lari entah kemana. Apa itu yang emak maksud hidup enak?”

Emak : “kita ini sudah banyak hutang yuk, jadi..”

Yayuk : “Tapi bukan seperti ini caranya mak, aku masih bisa kerja dengan sekuat tenaga , bukan hanya Mbak Mida, lihat itu Mbak Fatimah, Bik Min, lehah, dan janda-janda desa kita yang terlantar dan sengsara akibat perjodohan seperti ini”

Emak : “Cukup Yuk!”

Yayuk : “Tidak Mak”

Emak menggebrak lencak kemudian pergi

Yayuk : “ Mak...Mak...”(Yayuk membuntuti Emak).

 

Lampu Mati

 

SCENE II

Musik pedesaan terus mengalir

Lampu menyala perlahan

Laila dan Susi sedang duduk dilencak, Mbak Mida sedang duduk dibawah dengan memainkan boneka yang dibawanya dan sedang disisir rambutnya oleh Laila. Laila dan Susi menyayikan lagu sinden.

sinden

Laila : “ Mbak Yayuk ya... udah untung bisa sekolah sampai lulus, udah dicarin calon suami yang mapan.”

Susi : “ Iya... Cuma tinggal nerima uang, sama ah...ah...ah...

Laila : “Heeeeh... apa maksudmu”

Susi : “Ya... tau sendirilah... ya kan mbak (sambil menepuk pundak Mida).

Mida : (Menatap Susi) “Hm..”

Susi mengajak Laila untuk menjaili Mbak Mida,Lalu Susi mengambil anak Mbak Mida (boneka) yang ada ditangan mbk mida,Lalu Mbk Mida histeris karna anaknya(boneka) diambil oleh Susi.

Mida : “Ah..kembalikan..kembalikan..”

“hm..kembalikan..kembalikan...kembalikan..”

Laila : ”Dasar anak nakal.”(Sambil menjewer Susi).

Laila menyuruh Susi untuk mengembalikan anak Mbk Mida, Susi agak kesal sama Laila Kemudian Laila mengembalikan anaknya Mbak Mida.

Laila : “Sabar  Mbak ..Mbak.. lagian apasih yang ada di pikiran Mbak  Yayuk, umur udah cukup.. calon suami ada, udah tampan, kaya lagi..”

Susi : “Apa mungkin... Mbak Yayuk takut di Ah....”

Laila : (Menutup mulut Susi) “Dasar otak mesum, yang ada di pikiranmu ini Cuma Ah...”

Susi : (Menutup mulut Laila) “He...ikut ikutan.”

  “Hmmm... Mbak Yayuk... Mbak Yayuk... bisa-bisanya menolak harta karun”

Laila : “Iyaaaa... Sudah jelas-jelas...”

Susi melihat Mbak Yayuk datang untuk memberi Makan ayam yang dikandang.

Susi : “Sssst..., Mbak Yayuk..”

Yayuk : “Hayooo.. lagi ngomongin apa?”

Susi : “Hehe.. engga Mbak, ini Mbak Laila ngomong mulu..”

Laila : “Eh Mbak.. denger-denger sampean mau nikah sama Kak Qodir ya?”

Yayuk : “Engga kok dek, Mbak masih pengen kerja”

Susi : “Kalo gitu Susi siap menggantikan posisi sampean Mbak hehe”

Laila : “Laila juga mau mbak...”

Yayuk : “Kalian ini apa-apaan si, kalian ini masi belum cukup umur, harusnya kalian memikirkan masa depan kalian dulu.”

Susi : “Nah, maka dari itu Mbak, biar masa depan cerah, makanya menikah dengan orang kaya”

Laila : “Iya Mbak, lagian kita kan sudah tidak sekolah lagi, jadi...”

Yayuk : “Cukup laila, susii, kalian ini masih belum cukup umur, apa kalian tidak liat janda-janda yang terlantar itu, apa kejadian yang dialami Mbak Mida masih belum membuka mata kalian?”

Laila : “Yaa.. itu kan mereka”

Susi : “Dari pada kita ga dapet jodoh, kan susah”

Yayuk : “Cukup Susi, kita sebagai perempuan harus mempertahankan hak kita, kita harus bisa merdeka atas diri kita sendiri, kita harus..”

Tiba-tiba Mida teringat mantan suaminya kemudian histeris

Mida : “Ah...Bangsat kau Badrun, lihat ini anakmu kelaparan, sini kau.. akan ku potong burungmu, Badrun... Badrun.. sialan kau!”(Membanting dot)

Yayuk : “Tenang Mbak, tenang”

Susi : “Mbaaak... Susi takut”

Yayuk : “Sudah sudah.. kalian sana panggil emak”

Susi dan Laila : “ Iya mbak” (Meninggalkan panggung)

Mida :“Bajingan, bajingan kau Badrun..kemari kau..kemari!”

Yayuk mendudukkan Mbak Mida dilencak

Yayuk :“Tenang mbak tenang... nanti kita habisi bajingan itu sama-sama.”

Mida tiba-tiba menangis

Mida : “Anak ku...jangan nangis nak.. kita makan ya habis ini...” (sambil menimang boneka yang dibawa)

Yayuk : “Sabar ya Mbak..”

Mida : “Hehehe lucunya anakku”

Yayuk : “Laki-laki sialan... sekali lagi kau tampakkan wajahmu akan kutebas lehermu!” (geram)

Emak datang sambil membawa pakaian yang ada dikrenjang.

Emak : “Ada apa yuk..?”

Yayuk : “ lihat ini mak, semua ini hasil perjodohan emak, maka yang katanya hidup enak, mana? Aku bersumpah , tidak akan sudi menjadi budak laki-laki manapun, aku akan menjadi perempuan yang merdeka atas diriku sendiri.”

Emak : “Hentikan ucapanmu Yayuk..! Kita ini sudah melarat sejak bapakmu mati.”

Yayuk : “ Yayuk akan menikah , tapi nanti dengan laki-laki yang menghormati hak seorang perempuan, bukan seperti Qadir yang angkuh itu”

Emak : “ Cukup... cukup yuk, emak gak mau tau.. sebentar lagi Qadir akan kemari, hormati dia sebagai calon suamimu.”

Yayuk : “Tidak akan pernah! (Meninggalkan panggung)

Emak : “Yayuk”

Musik masuk, emak duduk disamping mida, sambil mengelus rambut dan meratapi nasib Mida yang malang.

Emak : “Duh gusti... salah apa aku ini, hidup menjanda engan keadaan seperti ini, Pak..!!! Lihat anak-anakmu ini pak.. aku sudah gak kuat merawat mereka semua pak..”

Qadir datang dengan sangat percaya diri, Mida mengira Qodir adalah badrun.

Qadir : “ Assalamualaikum mak...

Emak : “ Walaikumsalam...eh nak Qodir.”

Qodir : “gimana mak? Kapan Yayuk bisa saya pinang? Sapiku baru saja melahirkan, dan totalnya 45 sapi yang saya ternak... jadi, emak tak usah khawatir, yayuk tidak akan kelaparan.”

Emak: “Tapi nak, yayuk masih..”

Qadir : “Masih apa lagi mak... atau ada laki-laki lain,katakan mak.. biarku penggal kepalanya!”

Mida kembali histeris dan menghampiri Qodir, Qodir lari Mida mengejar Qodir Emak ikut mengejar Mida

Mida : “ Ah... kemari kau Badrun! Jangan sembunyi lagi.. kemari kau akan kutebas  lehermu, ah..”

Emak menahan Mida, Emak menyeret Mida untuk masuk ke rumah

Qadir : “ Aku bukan Badrun, aku Qodir...dasar orang gila.”

Qadir menyalakan sebatang rokok dan duduk diatas lencak.

Mida : “Kemari kau, kemari kau Badrun.”

Qodir : “ Sudahku bilang aku bukan Badrun, aku Qodir.”

 “Perumpuan zaman sekarang susah bener, padahal tugas perempuan hanya melayani suami, nerima uang itu saja, tapi susahnya..ah..untung anak si Mak Na cantik kalau tidak, saya tidak akan sudi datang kemari dan bertemu dengan orang gila itu.”

Emak datang dan langsung duduk disamping Qodir sambil menenangkan Qodir.

Emak : “ Sabar nak, sabar.. “

Qodir : “Saya sudah sabar mak.”

Emak : “tenangkan.. atau begini saja.. Laila... Susi...”

Susi dan Laila : “ Iya mak...”

Emak : “Sini nak...”

(Susi dan Laila masuk panggung dengan raut wajah yang gembira)

Emak : “ Begini nak Qadir... apa kamu mau sama anak-anakku yang ini, mereka juga sudah gede nak.... sudah pengen nikah juga...”

Qodir melihat ke Laila dan Susi

Qadir : “kemari kalian berdua “

Laila dan Susi Menghampiri Qodir, Qodir melihat Laila dan Susi dari bawah ke atas dari jarak agak jauh.

Qodir : “Hadap kemari...Lumayanlah”

Emak : “ Nak Qodir silakan kenalan-kenalan dulu” (Emak kembali kelencak dan melipat baju).

Qodir : “ Oke mak”

   “Kemari” (Qodir memanggil Laila,Laila menghampiri Qodir).

   “Nama kamu siapa?”

Laila : “Namaku Laila kak”

Qodir : “Laila..nama yang cantik...apa kamu bisa masak?”

Laila : “Bisa kok kak... bisaa”

Qadir : “Anak pintaar.. “

Qodir melihat kearah Susi, dan menghampiri Susi

Qodir : “Hei... jangan cemberut seperti itu... siapa namamu?” (Sambil memegang pundak Susi)

Susi : “ Aku Susi kak... aku juga bisa masak, aku bisa apa saja kok kak...”

Qadir : “Susi...nama yang pass..Susi..Susi”(sambil mengelus rambut Susi).

  “Laila...Susi..Laila..Susi..hahaha”

  “Duduk..duduk..”(menyuruh Laila dan Susi untuk duduk).

Emak : “ Gimana udah kenalannya?.”

Qodir : “ Sudah mak..dan putri-putrimu memang sangat menawan.”

Emak : “Jelas”

Qodir : “Ah... begini, bagaimana kalau keduanya saya nikahi.”

Emak : “Nah... ide yang sangat bagus nak... asal kau bisa berlaku adil atas keduanya.”

Qadir : “ Hartaku tidak akan pernah  habis walaupun menafkahi kedua putrimu, Emak tenang saja, mereka berdua tidak akan kelaparan.”

Susi dan Laila menunjukkan raut wajah kegirangan, kemudian Yayuk masuk

Yayuk : “Berhenti!.”

Qodir : “ Eh..Yayuk...hahaha”

Yayuk : “Hentikan semua kegilaan-kegilaan  ini mak, perempuan bukan Cuma boneka bagi lelaki seperti dia ini, lantas apa bedanya anakmu dengan ayam dikandang itu, anak-anakmu ini bukan barang dagangan.”

Emak : “Hentikan ucapanmu yayuk!”

Qadir : “ Sialan.. tarik kembali ucapanmu itu” (Sambil menunjuk ke arah Yayuk)

Yayuk : “Bangsat”

Emak : “ Sabar nak sabar... Susi dan Laila.. kalian masuk dulu nak”

Susi dan Laila meninggalkan panggung

Yayuk : “ Kalau sampai perjodohan- perjodohan gila ini masih berlanjut, aku tidak akan tinggal diam!”

Qadir : “ Ini sudah keterlaluan”

Emak : “Yayuk masuk..! Emak bilang masuk! Masuk!”

Yayuk : “ Hih...” (Meninggalkan panggung)

Emak : “Sabar nak.. sabar...”

Qadir : “ Yayuk sudah keterlaluan mak.. aku kesini bukan untuk dihina seperti ini!”

Emak : “ Tenang nak tenang... yayuk bukan siapa-siapa, Susi dan Laila akan tetap menikah denganmu nak”

Qadir : “Aku ini laki-laki terhormat , seorang laki-laki! Satu minggu lagi aku akan kembali untuk meminang kedua putrimu , kalau nanti kejadian ini terulang lagi, kau bisa lihat apa yang akan aku perbuat untukmu!”

Emak : “ Pasti nak... pasti, emak pastikan semuanya akan berjalan dengan lancar, untuk sekarang kau tenangkan dirimu dulu ya..”

Qadir : “ Aku pamit..!” (Qadir meninggalkan panggung)


Lampu Mati

Musik Tegang


SCENE III

Suasana tegang

Yayuk menikam Qadir yang sedang terleap diatas lencak.

Yayuk : “ Ah...!(sambil menggolok leher Qodir) mampus kau laki-laki sialan, sudah seharusnya aku menyapu kotoran-kotoran sepertimu, hahaha...”

Qadir : “Tolooong... Tolong..”

Yayuk : “Lihat sekarang, siapa yang lebih hebat. Kau pikir cuma laki-laki saja yang bisa membunuh haaaa... Ingat! Kodrat perempuan hanya tiga, Melahirkan, Menyusui, dan Menstruasi. Tak satupun ada unsur perbudakan diantara kodrat itu, tak setitikpun aku harus menjadi pelayan bagi nafsu laki-laki durjana sepertimu!Hahaha.”

Qadir : “Tolooong... tolooong”

Yayuk : “Tidak akan ada yang mendengar suaramu, sekarang, sebelum kau mati, ku beri tahu kau bahwa perempuan bukan barang dagangan yang bisa kau beli dengan hartamu itu Qadiiir! Perempuan juga bisa menjadi harimau yang buas jika hak nya dirampas, hahahahaha!”(Menusuk Qodir dengan golok yang dipegangnya).

Qodir : “Tolong.. tolong akuuu”

Yayuk : “Hah.. Maafkan anakmu mak... tapi perempuan adalah bagian dari keseimbangan, perempuan adalah manusia, perempuan adalah aku, perempuan adalah seorang yayuk, yang tak bisa dibeli dengan harga berapapun, hahahahahaaaaa.....!!!”(Menghampiri Qodir dan melanjutkan pembunuhannya.”


Lampu mati

Lagu dinyanyikan

Dhi’ Endhi’ Ria Rio Pocetta Kodhu’

Na’ Kana’ terro lakea ta’ kenneng soddu’

Teng jerriteng mattuana soro dateng

Be’ laggu’ be’ dumalem

Mella’ meddem

2 X


Link Pementasan https://youtu.be/Kh0uNqJPoOk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukun-dukunan

Kisah Cinta Hari Rabu

Pagi Bening