Dukun-dukunan
Lakon
Dukun-dukunan
Kulanuwun nyuwun ngapura
Kula mriki main sandiwara
Sandiwara humor bayak banyolan
Tapi tidak lupa ada pesan kesan
Kulanuwun inggih permisi
Sumangga gojegan wonten ing mriki
Gojegan wong pinter lan berisi
Ampun kuatir dijamin tidak rugi
BAGIAN I
DI SEBUAH DESA. SEPASANG SUAMI ISTRI YANG SEDANG
ADU MULUT, SUAMI YANG PEMALAS, PEKERJAANNYA HANYA MEMANCING DI SUNGAI, NAMUN
HASILNYA TAK SEBERAPA, SI ISTRI YANG PEMARAH KARENA SI SUAMI TAK PERNAH
MENGHASILKAN UANG UNTUK KEBUTUHAN SEHARI HARI.
ISTRI
Oalah…. Pak.. pak…, mbok sekali kali, kerja yang
bener, yang menghasilkan duit. Biar bisa untuk beli beras, untuk makan, untuk
hidup sehari hari…
SUAMI
Kerja apa tho bu…, jaman sekarang itu, cari kerja
sulit, angel banget, lha wong yang sarjana saja yang nganggur sak
bajeg kere, apa lagi saya yang sama sekali belum pernah mambu
sekolahan…
ISTRI
Dasar bapak saja yang keset, pekerjaan itu
buanyak pak, asalkan kita gigih, kita rajin, cari kayu bakar kek, berkebun
kecil-kecilan di kali kek, Bantu-bantu kuli kek, jadi PRT kek, Jadi TKI kek,
jadi apa saja kek.
SUAMI
Kak kek, kak kek, memangnya aku ini kakek mu apa? Semprul
kamu, jadi istri kok senangnya ngganggu kesenangan suami, mbok cobalah,
dirimu itu jadi istri yang baik dan benar. Jadi istri yang setia setiap saat.
Melayani suami…
ISTRI
Kalau yang bapak ini jadi suami yang bener bener
suami, ya pasti aku mau melayani, lha bapak, suami hanya suami imitasi, ya sori
sori saja kaalu aku tak sudi melayani.
SUAMI
We Lha Dhalah, nranyak !!, Kurang ajar,
berani beraninya bilang suami imitasi.
ISTRI
Lha kalu bukan suami imitasi, suami palsu, lantas
aku harus menyebut suami apa.
SUAMI
Ya sudah semestinya, kamu itu menyebut suamiku yang
tampan, suamiku yang cakep, suamiku yang bagus….
ISTRI
Suamiku yang bagus kaya tikus, kecebur kakus,
kejepit irus…
SUAMI
Hus…
ISTRI
Lha bagus apanya, cakep apanya, tampan apanya?
Bapak ini jadi suami betul betul ra urus, kesetnya minta ampun.
Pagi-pagi saat orang-orang giat bekerja, bapak enak saja masih leha leha, apa
itu namanya suami ? saat istrinya bekerja membanting tulang, kerja mati-matian
jadi tukang cuci, kalau masih ada waktu cari kayu bakar untuk di jual, sesekali
jadi tukang bersih bersih rumah,kadang-kadang kepala untuk kaki, kaki untuk
tangan, tangan untuk kepala. Bapak kok masik asyik asyik saja duduk di pinggir
kali, mancing cethul, santai santai. Apa itu bukan suami imitasi, suami
palsu. Mbok insap pak, sadar pak, eling pak. Sebel aku, mangkel aku.
Rasanya pingin aku kruwes-kruwes raimu pak.
SUAMI
Nah itulah bune. Ini.. ini… yang harus aku jelaskan
sejelas-jelasnya kepada kamu istriku yang cerigis. Orang bisa leha leha,
asyik asyik, santai santai, itu adalah anugerah terindah bagi umat manusia
bune, jarang lho ada orang yang bisa seperti itu, hanya satu berbanding seratus
ribu. Jadi itu bukan aib, bukan perbuatan cela. Jangan di hina….
ISTRI
Oalah pak.. bapak ! kalau kita sudah turah
duit, kalau kita sudah kaya seperti bapak bapak pemimpin kita yang punya
kekayaan seratus milyard, punya warisan tujuh turunan. Kita leha leha bolah
boleh saja, kita asyik asyikan bisa-bisa saja, kita santai santai sah sah saja.
Lha ini, uang sepeserpun gak punya, pekerjaan gak ada. Besok makan apa juga gak
pasti, e.. kok masih sempat leha leha. Itu namanya kebangeten.
SUAMI
Ya kalau memang besok belom ada yang dimakan, ya
puasa dulu…. Itu kan ajaran agama….
ISTRI
Puasa kok tiap hari. Puasa bagi orang yang mampu
itu memang ajaran agama, tetapi bagi kita kaum duafa ? puasa itu karena keadaan
pak, karena memang tidak ada yang di makan.
SUAMI
Wah itu berarti kita ini orang orang ampuh bune,
sudah duafa, puasa lagi. Itu kan bisa untuk contoh baik orang-orang rakus yang
suka makan jatah kita…
ISTRI
Ash. Sudah… sudah… nggak usah membantah, nggak usah
ngeyel sekarang bapak harus kerja, kerja apa kek…
SUAMI
Whe lha, kok semakin hari kamu semakin kuasa tho
bu, sudah berani ngatur ngatur suamimu, berani perintah perintah, sudah berani tudang
tuding, kamu sudah berbau militerisme terhadap suamimu sendiri.
ISTRI
Habisnya bapak tidak mau kerja. Gak mau cari uang.
Kita butuh beras pak. Kita butuh perabot rumah pak, kita butuh sabun, odol,
butuh kasur , gelas, piring, dll. Rumah tangga kok hanya punya satu kasur tanpa
ranjang, hanya punya dua gelas, satu piring, hingga kalau mau makan harus
gantian.
SUAMI
Memang yang lain kemana ?
ISTRI
Pakai nanya kemana ? sudah di jual untuk beli
beras. Memangnya nasi yang di makan bapak setiap hari itu dari mana? Ya dari
perabotan kita itu pak. Ayo sekarang kerja. Jangan hanya moncang mancing saja,
kerja yang bener.
SUAMI
Ogah ! Aku nggak mau kerja keras, dukani dokter!
Dan lagi aku lagi menunggu wangsit.
ISTRI
O.. dasar suami tak tau diri.
(Gemas Ingin Meremas-Remas Wajah Suaminya)
Heh… andai aku berani… andai aku mampu.
SUAMI (Jadi Marah)
Apa bune, mau ngelawan suami, berani sama suami. Wong
wedok, yen di nengke kok saya ndodro, bajigur tenan iki, yen wong kaya ngene
ingi kudu di thuthuki.
(Ambil Sebatang Kayu, Dan Memukuli Istrinya)
Ayo mau ngelawan suami ya, mau berani sama suami.
Pemimpin rumah tangga je! Di lawan
(Terus Memukuli Istrinya)
ayo bilang kapok, tidak ngelawan suami lagi.
ISTRI
Kapok pak.. kapok….
SUAMI
Nah begitu, jangan di ulangi lagi ya, awas kalau
sekali lagi ngelawan, ku punthes-punthes wudelmu.
(SAMBIL PERGI)
Aku ke kali nenepi cari inspirasi.
ISTRI
Suami macam apa itu? Berani memukuli istrinya
sendiri. Disuruh kerja cari nafkah kok gak mau, usaha dikit gak mau. Oalah
nasib… nasib. Nasib Orang miskin… Nasib… nasib. Nasibnya kaum wanita. .. duh
gusti paringana arta. Aku sudah gak kuat lagi. Oh.. nasib.. nasib… kenapa
dirimu hanya bias aku ratapi.
DITENGAH KESEDIHAN ISTRI. DATANG SEORANG YANG
SEDANG MENCARI DUKUN AMPUH.
PARJI PRT
Kulo nuwun… any body home….
ISTRI
Monggo. Ada
bodi kok di sini.
PARJI PRT
Permisi…
ISTRI
Mari….
PARJI PRT
Excuse me…
ISTRI
Hi hi hi…. Apa ya jawabnya, oh yes… pis…pis.
Untung sesekali pernah dengar orang ngomong cara landa.
PARJI PRT
Can you help me ?
ISTRI
Oh Pasti yes, yes sekali, Pokoknya pis…
pis… deh.
PARJI PRT
m…. I want some information. Please talk to me,
about… eyang progo the super star.
ISTRI
Oh Iwan… itu yes. Eyang progo pis.. pis…
pis… Nyuwun sewu, jan-jane panjenengan punika, ngunandika menapa tho?
PARJI PRT
Lha nggih nyuwun pangapunten, sejatosipun kawula
wonten mriki, bade tanglet “ menapa panjenengan mangertos dalemipun eyang
progo, dukun ampuh saking sak kilenipun kali progo?”.
ISTRI
Wah malah jadi seperti main kethoprak, Sulit
omongnya, pakai bahasa biasa saja.
PARJI PRT
Setuja setuju saja. Saya sendiri juga pating
pecothot je ngomongnya. Begini bu…
ISTRI
Asdi Ranjang.
PARJI PRT
Buas di Ranjang ?
ISTRI
Ya. Asdi nama suami saya, memang dahulu
pekerjaannya tukang memperbaiki ranjang, orang orang sering menyebut Asdi
Ranjang, jadi orang orang pun suka menyebut saya Bu Asdi Ranjang.
PARJI PRT
Jadi begini Buas Di ranjang…. Saya kemari,
sesungguhnya akan bertanya. Konon katanya, di desa ini ada seorang dukun ampuh
yang bisa menyembuhkan apa saja, Dari penyakit apendik sampai penyakit gudig,
segala macam penyakit dada, hati, mata,tangan, leher, perut, kepala, pundak,
lutut, kaki, kepala, pundak, lutut kaki, lutut, kaki. Konon katanya sih namanya
eyang progo.
ISTRI (Masih Ragu Ragu Menjawab)
Eyang progo, dukun ampuh, ahli segala macam
penyakit, penyakit kepala, pundak, lutut, kaki, kepala, pundak, lutut, kaki,
lutut, kaki.
(Otak Liciknya Tiba Tiba Muncul)
Oh ada… sudah dekat… ibu sudah dekat, ibu sudah
berada didekatnya.
PARJI PRT
Oh jadi Ibu sendiri ?
(Tiba Tiba Menyembah Nyembah Ibu Dan Menangis)
Oh bu tolonglah majikan saya bu, beliau sakit
parah, hanya kepada ibu dia dapat di sembuhkan, sudah ratusan dokter, dukun,
tabib, mencoba menyembuhkan tetapi gagal total. Majikan saya tidak sembuh
sedikitpun, tolonglah lah saya bu, tolonglah majikan saya bu, tolonglah
keluarga majikan saya bu…
ISTRI
Bukan.. bukan saya… saya bukan eyang progo. Anda
salah….
PARJI PRT
Oh ya maap, maaf bu, karang saya kesusu
susu cari dukun je. Lantas dukunnya yang mana ya bu ?
ISTRI
Jangan kuatir. Sampeyan tidak usah nyari, karena
dia dukun ampuh, dia yang akan nyari sampeyan.
PARJI PRT (Berdecak Kagum)
Ck.. Ck… Ck….
ISTRI
Sampeyan cukup berdiri di situ, beliau dukun sakti
ini akan datang dengan sendiri….
PARJI PRT (Berdecak Kagum)
Ck.. Ck… Ck….
ISTRI
Tanpa Sampeyan ceritakan penyakitnya, beliau akan
tahu dengan sendirinya.
PARJI PRT (Berdecak KaguM)
Ck.. Ck… Ck….
ISTRI
Pokoknya beliau ini Ck.. Ck… Ck….
PARJI PRT (Berdecak Kagum)
Ck.. Ck… Ck….
ISTRI
Tetapi, untuk bertemu dengan beliau ini, ada
syaratnya…
PARJI PRT
Apapun syaratnya akan saya penuhi, bu. Apapun,
pokoknya beriiis.
ISTRI
Syaratnya, beliau ini harus dipukuli terlebih
dahulu…
PARJI PRT
Lho Kok ?
ISTRI
Inilah unik dan anehnya dukun antik eyang progo
sang super star. Beliau ini tidak mau mengaku dukun kalau tidak di pukuli
terlebih dahulu, tidak mau memeriksa kalau tidak di pukuli dahulu, tidak mau
mengeluarkan kepandaiannya kalau tidak di pukuli dahulu. Jadi jangan di
sembah-sembah seperti saya tadi, dia malah tidak mengaku.
PARJI PRT
Gitu ya
ISTRI
Ya begitu lah. Aneh kan?
(Tahu Kalau Suaminya Akan Datang)
Nah… nah… nada nadanya eyang progo sudah mencium
bau sampeyan yang akan minta pertolongan. Sampeyan berdiri saja di situ. Tutup
mata, hitung sampai sepuluh, Beliau Pasti Datang
(Pergi Meninggalkan Parji Prt)
Ingat, jangan lupa di pukuli dahulu.
PARJI PRT MEMUTUP MATA DAN MENGHITUNG SAMPAI
SEPULUH. SUAMI MENGHAMPIRI PARJI.
SUAMI
Weh.. ? Ini orang aneh atau orang kesasar? Wong
sudah tua begini masih main petak umpet? Tetapi kok mainnya di sini ya, apa
sudah tidak ada tempat lain? Apa orang ini orang yang sedang belajar menghitung
dan kesasar di sini? Aneh? Ada ada saja.
PARJI PRT (Tepat Hitungan Ke Sepuluh)
Ya pak Dukun Eyang Progo !
SUAMI
Hus ! Guandrik Putune ki ageng serang !!
PARJI PRT
Nah ! Panjenengan pasti Eyang Progo, dukun ampuh
sang super star.
SUAMI
Dukun apa ? Ampuh gimana ? sampeyan nglindur ya
? Ngimpi ?
PARJI PRT
Anda pasti dukun, orang pinter ?
SUAMI
Bukan, tidak, Bukan Dukun, Tidak Pinter.
PARJI PRT
Pasti Dukun, Sudah pasti pinter.
SUAMI
Bukan, sungguh.
PARJI PRT
Mbok dukun
SUAMI
Bukan ah.
PARJI PRT
Dukun aja.
SUAMI
Bukan ! Bajigur! Orang ini kesurupan apa?
PARJI PRT
Dukun !
SUAMI
Bukan !
PARJI PRT
Duk…
SUAMI
Buk…
PARJI PRT
Benar juga kata ibu itu, memang harus dipukuli
dahulu.
(Mengambil Kayu Dan Memukuli Orang Itu)
Kamu pasti dukun, pasti orang sakti, ampuh,
pinter…. dll. Dll…
SUAMI (Karena Terus Di Pukuli, Akhirnya Menyerah)
Ya dukun… dukun juga boleh…
PARJI PRT
Nah begitu, kalau ngaku dari tadi, saya kan tidak
harus memukuli bapak. Jadi begini bapak dukun…
SUAMI
Tetapi saya bukan dukun…
PARJI PRT
Masih menyangkal
(Kembali Memukuli)
Ngaku tidak ?
SUAMI
Ya ngaku… ngaku… Dukun !
(Bicara Sendiri)
Yah daripada dipukuli, jadi dukun ya tak apalah,
iseng-iseng berhadiah.
(Kepada Parji Prt)
Jadi apa keluhannya.
KEMUDIAN PARJI PRT MENERANGKAN PANJANG LEBAR
(DENGAN BAHASA ISYARAT). PARJI MENINGGALKAN SUAMI SENDIRI, SETELAH MEMPERSIAPKAN
SEGALA SESUATU, SUAMI MENYUSUL PARJI PRT. KE KOTA.
BAGIAN
II
DI RUMAH KELUARGA BAPAK MARTABAT. PUTRI, ANAK SATU
SATUNYA PAK MARTABAT SEDANG DIKEJAR-KEJAR SEOARANG SUSTER UNTUK DI SUNTIK.
SUSTER
Ayo sini nak, jangan takut, sebentar lagi kamu
pasti sembuh. Ayo sini sebentar saja, ayo, kamu jangan menurunkan
kredibilitasku sebagai suster, kamu jangan merendahkan kwalitas namaku sebagai
suster sakti. Ayolah nak, ayo.
PUTRI (Takut)
Kredabeg gup lgu gigu kali hila tara ystgerdfe
bdgdtrfvb nhytrs.!
SUSTER
Ini ramuan terbaruku, inti sari susu kedelai yang
di kombinasi ASI yang di sedot dari ibu-ibu pilihan berkwalitas super yang
berusia 40 tahun.
PUTRI
Kredabeg gigu kali hila tara ystgerdfe bdgdtrfvb
nhytrs.!
SUSTER
Sudah pasti obat ini, jaminan sembuh.
PUTRI
Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara !
ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!!!!!
SUSTER
Ayolah, demi kredi peti, demi spon bob, demi
aquarius, demi apolo, demi kian.
PUTRI (Semakin Ketakutan)
Kredabeg gup lgu gigu kali hila tara ystgerdfe
bdgdtrfvb nhytrs.
MUNCUL BU MARTABAT.
BU MARTABAT
Oh, jadi begitu ya cara mengobatinya, pakai maksa
maksa, anarkis ya, pakai kekerasan ya, orang sudah tahu ketakutan, malah di
takut takuti ya, sudah tahu putriku lari kesana kesini kesitu masih di kejar
saja. Sudah jelas jelas takut di suntik, mau di coblos saja. Suster macam apa
kamu ini, mal praktek ya, illegal ya, palsu ya, apus-apusan ya, dasar… dasar….
Dasar…. Benci aku, pokoknya akan aku tuntut, ke meja hijau, karena sudah
mengancam dan menakut-nakuti anak. Itu juga bias masuk pasal tindakan tidak
menyenangkan, kalau caranya begitu anakku tidak semakin sembuh tapi malah
tambah parah sakitnya. Dasar… dasar.. dasar….. huh !
PAK MARTABAT (Datang Menyusul)
Mbok yang sabar bu, yang sareh, kok malah
marah-marahdengan suster, ini demi anak kita bune, segala cara patut kita coba.
SUSTER
Ya maafkan saya bu, Bukan maksud saya bu, untuk
menyakiti anak ibu, ini dalam rangka penyembuhan secara medis.
BU MARTABAT
Penyembuhan apa, penyembuhan kok menakut nakuti,
penyembuhan kok bikin girap girap , penyembuhan cara mana itu?
PAK MARTABAT
Jangan menuduh yang bukan bukan, siapa tahu itu
cara yang paling canggih, paling baru…
BU MARTABAT
Whe lha dalah ada gajah makan jadah ! bapak kok
membela si suster ini tho? Seneng ya sama susternya? Tertarik ya? Emploken
kabeh sana !
PAK MARTABAT
Bukan begitu bu, bukannya membela bu…
SUSTER
Saya sungguh sungguh demi pengobatan bu, sesuai
yang saya pelajari di yuniversitas kesusteran sekolah saya bu. Dan menurut
penelitian para ahli, cara ini memang cara yang paling manjur untuk penyakit
anak ibu.
BU MARTABAT
Penelitian apa? Sok idih saja kamu ini. Mana bisa
menyembuhkan orang, kalau yang akan di sembuhkan malah jiwanya tidak stabil,
malah paranoid berlebihan, malah pobia sepobia pobianya.
PUTRI (Protes Kepada Ibunya)
Kredabeg gup lgu gigu? kali hila tara ystgerdfe
bdgdtrfvb nhytrs.?
BU MARTABAT
Nah iya kan? Putriku malah semakin sakit? Semakin
menderita? Sudah.. sudah pulang sana ke yuniversitasmu, belajar lagi, biar
tidak menjadi sarjana premature, sarjana invalid.
(Mengusir Suster)
ayo pulang sana, dan tidak akan ku bayar kamu, ayo
lekas pulang, mumpung aku belum berubah pikiran untuk menuntutmu.
SUSTERPUN PERGI.
PAK MARTABAT
Sabarlah bune, jangan mencit mencit begitu
omangannya, nggak usah lancip lancip begitu nerocosnya, nanti darah
tingginya naik lagi. Jadi orang itu mbok iyao sobar, orang sabar itu disayang
Gusti Allah.
BU MARTABAT
Sabar sing kepiye pak, saya ini sedang
panik, sedang sok, anak kita ini sedang sakit serius, kok disuruh sabar, nggak
bisa, kita harus terus berusaha keras sekeras kerasnya agar anak kita ini
sembuh. Bapak malah nyuruh sabar, nanti kalau anak kita tidak sembuh bagaimana,
jadi gagu seumur umur pigimana, jadi cacat. Apa bapak tega.
PAK MARTABAT
Tetapi ya jangan grusa grusu seperti itu tho bu.
Semprot sana semprit sini, nerocos sana nericis sini, ubeg begijigan ngalor
ngidul. Semua dokter, suster, bidan, dukun, tabib, singshe, dan segala
macam juru sembuh yang kesini, semua telah kena hujatan amarahmu. Dan suster
tadi sudah orang ke seratus tiga puluh tiga, yang kena hujan amarahmu yang
teramat sangat cerewet banget itu.
BU MARTABAT
Habisnya mereka itu leda lede, ita itu, ina inu
tetapi tak ada yang becus, malah bikin anak kita jadi ketakutan. Nyari dokter
kok nyari yang mata duitan, belum apa apa sudah bayar di muka, baru tanya nama
udah bayar duluan, padahal belum diperiksa, belum diobati, dokter apa itu, dan
lihat hasilnya tidak sembuh juga. Kalau semua dokter begitu aku kan jadi mumet,
mlungkret
(Menumpahkan Kemarahannya Dengan Teriak)
heh !!!!
PAK MARTABAT
Bu ?
PUTRI (Mencoba Ikut Berpendapat Tetapi Masih
Gagu)
Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara !
ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!!!!!
BU MARTABAT
Ga ga, gi gi, ga ga, gu gu, Ya kamu itu yang bikin
ibumu ini bludreg stress berat. Sesak napas, mengi, mengkis mengkis.
NAPASNYA SESAK
PUTRI (Menangis Merasa Disalahkan)
Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara !
ystgerdfe bdgdtrfvb.
SEMENTARA ITU, BU MARTABAT SEMAKIN SESAK NAPAS, DAN
HAMPIR PINGSAN.
PAK MARTABAT
Waduh mbokmu kumat lagi nduk.
BU MARTABAT (Seperti Ngomnyang)
Barakadah, wasawyah, karakadah, Barakadah,
wasawyah, karakadah, Barakadah, wasawyah, karakadah, air.. air…
(Teriak Memanggil Parji)
Parji… Air… !
PARJI PRT (Yang Tiba Tiba Datang Dari
Luar)
I am coming….Saya datang ndoro putri, saya sudah coming ndoro kakung.
BU MARTABAT
Air.. ambilkan aku air… aku sesak napas… air…
PARJI PRT
Kali ini pasti ndoro putri tidak perlu air untuk
menghilangkan sakit sesak napas. Karena saya telah menemukan dukun ampuh sang
super star, seperti mimpi ndoro putri.
BU MARTABAT (Tiba Tiba Sembuh)
Eyang progo ?
PARJI PRT
Inggih leres, Eyang Progo.
PAK MARTABAT
Oh.. pasti dukun ini sangat ampuh, baru akan
mendengar namanya saja, istriku langsung sembuh dari penyakit asma.
PUTRI (Ikut Gembira, Masih Bisu)
Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara !
ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!!!!!
PARJI PRT
Dukun ini memang ampuh, tanpa aya cari datang
sendiri.
PAK MARTABAT
Bisa menyembuhkan aneka penyakit ?
PARJI PRT
Segalanya ndoro kakung, segala penyakit bias
ditumpas dengan tuntas.. tas… tas…
BU MARTABAT
Sekarang mana orang itu, aku kok sudah ingin
ketemu.
SUAMI (Tiba Tiba Muncul Sudah Dengan Pakaian Dan
Peralatan Ala Dukun)
Aloooha ! Perkenalkan nama saya sesungguhnya Adi,
Adi Karta Raja Nagara. Tetapi di dunia ilmu supranatural orang sering menyebu
dengan “ EYANG PROGO”. Juru sembuh paling ter masyur, canggih, dan pasti 100 %
oke deh punya.
PAK MARTABAT
Oh silahkan, monggo silahken masuk. Memang
dari ambunya, dari prejengannya, bapak ini memang sudah tampak seperti
dukun ampuh…
SUAMI
Super star….je….
PAK MARTABAT
Memang tidak di ragukan kalau penampilan bapak ini
memang penampilan juru sembuh professional.
SUAMI (Memegang Tangan Pak Martabat)
oh jadi ini tho yang sakit. Kalau dilihat dari
gejalanya, terdiri dari gangguan di sebelah kiri, Wah… ini pasti migran.
(Memegang Sisi Yang Lain)
Tapi tunggu, tunggu, Di sini kok juga mengalami
kelainan. Wah ini lebih parah dari apa yang saya duga, Ini komplikasi Migran
dan fertigo, atau bahasa ilmiahnya di sebut Vertigren. Atau dalam bahasa latin
di sebut oregano Vertigano.
BU MARTABAT
Ck.. ck.. ck.. Ampuh bener… Fasih sekali bahasa
latinnya.
PAK MARTABAT
Tapi maaf pak super star, bukannya migran dan
Vertigo itu, penyakit kepala ?
SUAMI
Oh ini pengembangan ilmu pengetahuan pak, yang pada
akhirnya dapat mengikuti perkembangan penyakit, memang dahulu migran dan
vertigo itu penyakit kepala, tetapi setelah mengalami sublimasi saraf otak
secara kimiawi, langsung terjadi interaksi positif antara ion-ion retina mata,
yang langsung di sebar luaskan oleh bakteri anaoda dan katoda dalam kepala,
yang kemudian di alirkan ke tangan. Begitulah.
BU MARTABAT
Gila Bener, pinter banget !
PAK MARTABAT
Oh Begitu ya ?
SUAMI
Ya begitu itu, kejadian ilmiahnya.
PAK MARTABAT
Tetapi yang sakit bukan saya.
SUAMI
Aduh, salah tho ? tiwas sudah aku brojolkan
segala ilmuku je.
BU MARTABAT
Yang sakit ini
(Menunjuk Putri Anaknya)
anak saya.
SUAMI
Oh yang sakit ini tho, kebetulan sekali.
BU MARTABAT
Kok kebetulan ?
SUAMI
Kebetulan, saya memang suka mengobati
perempuan-perempun cantik.
(Kepada Putri)
Siapa namamu nak?
PUTRI (Masih Bisu)
pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
SUAMI
Oh, pasti anak ibu mengalami gangguan mulut.
PUTRI (Masih Bisu)
pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
SUAMI
Oh aku yakin sekali kalau nak ibu ini bisu.
PUTRI (Masih Bisu)
pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
SUAMI
Saya paham, paham, saya paham bahasanya.
(Kepada Putri)
Blekuthuk blekutuk blekuthuk blekuthuk.
PUTRI (Masih Bisu)
pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
SUAMI
Blekutak blekutik blekithuk ?
PUTRI (Masih Bisu)
pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
SUAMI
Yah, aku sudah tahu jalan keluarnya. Sekarang
silahkan semua saja yang tidak berkepentingan, untuk meninggalkan area ini.
Baru setelah aku panggil, silahken dating.
TANPA BERTANYA LAGI, IBU DAN BAPAK MARTABAT SERTA
PARJI PRT MENINGGALKAN PUTRI UNTUK DIOBATI.
DAN SETELAH SEPI, DUKUN PALSU ITU MENANGIS MERATAP
MEMOHON SANG PUTRI UNTUK SEMBUH, KARENA DIA SESUNGGUHNYA TIDAK BISA MENGOBATI.
SUAMI
Tolonglah saya nona, plis banget, saya sebenarnya
bukan dukun, saya bukan super star, saya hanya bohong bohongan, sebab kalau
saya tidak mengaku dukun, saya bakal dipukuli, tolonglah saya nona, tolong,
saya sesungguhnya tidak 100% oke deh punya, saya sebenarnya minus 100% payah
lah boleh. Tolong nona.
PUTRI (Melihat Tingkah Dukun Palsu Itu Meratap
Sambil Menangis, Dan Sesekali Kentut, Putri Jadi Tertawa Geli)
Ih bau, bapak kentut ya?
SUAMI
Saya kalau ketakutan berlebihan, memang suka
kentut, bau lagi….
PUTRI (Masih Tertawa Geli)
Sudah pak, sudah, jangan menghiba-hiba lagi, saya
lihat bapak menangis sambil kentut, bikin perut saya kram karena tertawa.
SUAMI (Sadar, Terheran Melihat Putri Bisa Bicara
Normal)
oh jadi…. Jadi…
PUTRI (Kembali Pura Pura Bisu)
Btrfaredeij nrhyui mbngjtyuygr.
SUAMI
Oh saya tahu.. saya paham.. nona pura-pura ya… nona
bohong-bohongan ya… sudah jangan acting di depan gurunya acting.
PUTRI
Iya je. Saya pura-pura, maaf kalau sudah
merepotkan semua orang, termasuk bapak..
SUAMI
Memangnya ada apa nona, kok pakai acara bisu-bisuan
segala ?
PUTRI
Habisnya saya akan di jodohkan, di jodohkan dengan
mas Turah Wojo. Padahal saya masih ingin melanjutkan sekolah sampai perguruan
tinggi.
SUAMI
Oh begitu ya ?
PUTRI
Nah untuk mengulur-ulur waktu perjodohan, sambil
cari akal yang lain, ya saya pura-pura saja bisu.
SUAMI
O.. o.. o.. o… makaten tho ? Jadi nono
pura-pura bisu untuk menghindari perjodohan, dan ingin sekolah lagi.
PUTRI
Ya begitulah pak, meskipun jaman sekarang biaya
sekolah itu muahalnya minta ampun, tetapi saya tetep ingin sekolah.
SUAMI
Baik, baik itu mau neruskan sekolah, tidak seperti
saya, tidak pernah sekolah sama sekali. Begini saja Kita kong kalikong saja.
PUTRI
Kong kalikong bagaimana ?
SUAMI
Saya punya akal, kita perumit keadaan biar semakin
genting. Tetapi nona setuju tidak kalau kita kong kalikong.
PUTRI
Asalkan aku tidak jadi di jodohkan dan aku bias
sekolah lagi, aku setuju.
SUAMI
Oke, siip ! Kita bikin begina saja.
BERBISIK KEPADA PUTRI TENTANG RENCANANYA.
PUTRI
Setuju.
SUAMI
Setelah hitungan ke tiga, kita mulai. Konsentrasi,
(Langsung Menyebut)
tiga….
PUTRI (Menjerit Histeris)
SUAMI
Nyonya, Tuan…
IBU/BAPAK MARTABAT, PARJI PRT BURU BURU MASUK.
PAK MARTABAT
Ada apa pak ?
BU MARTABAT
Waduh.. waduh… kok lagi lagi begini, lagi lagi
begitu. Tobat.. tobat…
PARJI PRT
Ndoro.. ndoro nona… ndoro nona putri. Pripun,
wonten napa?…
SUAMI
Wah gawat ini.. semakin gawat, ini bener-bener
emerjensi. Ambilkan air putih.
PARJI PRT MENGAMBIL AIR PUTIH.
PARJI PRT
Ini airnya pak dukun.
DUKUN GADUNGAN SEGERA MENABURKAN SERBUK KE AIR DAN
DIBERI JAMPI-JAMPI.
SUAMI
Minumlah ini nak, minum.
AJAIB, PUTRI SEMBUH DAN BISA BICARA.
PUTRI
Ajaib !! Aku bias bicara…. Ho.. ho… aku bis bicara…
BU MARTABAT
Sukur.. Gusti Allah Pangeran, terima kasih, anakku
bisa bicara lagi. Ayo sekarang segera kita panggil kerabat kita, kita adakan
sukuran dan kita langsung rapatkan tentang perjodohan anak kita dengan Mas
Turah Wojo.
PUTRI
Perjodohan ?
(Kembali Bisu)
bgstreemnfh kjuy kiki kuk hmjouljm.
BU MARTABAT
Lho Pak ? Kok kembali jadi gagu?
SUAMI
Nah inilah akar permasalahannya. Karena tekanan
mental yang teramat sangat, fungsi-fungsi organ otak kepala yang ke mulut jadi
terganggu. Terjadilah bisu.
BU MARTABAT
Lantas bagaimana cara menyembuhkan secara total
pak?
SUAMI
Tenangkan pikirannya, jernihkan hatinya, muluskan
cita-citanya. Akan aku acoba sembuhkan lagi, dan ini untuk terakhir kalinya,
sebab setelah itu akan afkir, dan bisa wassalam.
KEMBALI MEMBERI RAMUAN
PUTRI (Sembuh)
ah.. lega…
BU MARTABAT
Nak…
SUAMI
Tunggu sebentar bu, Sebelum melontarkan
pertanyaan-pertanyaan, mohon kata-katanya di atur terlebih dahulu, dari pada
anaknya nanti invalid. Jangan lupa, Tenangkan pikirannya, jernihkan hatinya,
muluskan cita-citanya. Jangan paksakan kehendak.
BU MARTABAT
Baik , baik, aku hanya akan menanyakan
keinginannya,
(Kepada Putri)
piye nak, piye, apa sing di pingini?
PUTRI
Sekolah.. sekolah….
BU MARTABAT
Iya sekolah.
PUTRI
Putri ingin sekolah dulu yang tinggi, tinggi
sekali.
BU MARTABAT
Ya kalau memang itu kemauanmu.
SUAMI
Nah itulah ibu yang baik dan benar, memberi
keluasan berpikir bagi anaknya, anak itu amanah. Tidak memaksakan kehendak.
Anak kita sesungguhnya bukan anak kita, dia adalah anak jaman yang terus
mengalir sesuai jamannya. Kita hanya membimbingnya, tidak mencetaknya.
ISTRI (Menyusul Suami)
Pak.. Pak.. aku kangen karo kowe je.
PARJI PRT
Lho Jadi Bapak ini, suaminya ibu ini…
BU/PAK MARTABAT
Berarti…..
SUAMI
Begitulah, yang penting masalahnya selesai tho?
SELESAI
*
Ide cerita, diambil dari naskah moliere
DOKTER GADUNGAN
Puthut Buchori juli 2004
[mementaskan naskah ini harus ada pemberitahuan
kepada penulis]
Komentar
Posting Komentar