Naskah Tari "Pelet Kandung"
PELET KANDUNG
Divisi
Tari
Tradisi pelet betteng merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Suku Madura yang diwariskan oleh nenek moyang
sebagai ritual kehamilan yang memasuki usia empat sampai tujuh
bulan untuk anak pertama. Tradisi pelet betteng pada masyarakat Suku Madura tepatnya di Desa Pandabah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Tradisi ini dilaksanakan
berkaitan dengan siklus hidup manusia. Setiap tradisi yang dilaksanakan oleh
masyarakat Madura pasti memiliki suatu tujuan yang hendak dicapai, mulai dari
upacara kehamilan, perkawinan hingga kematian. Orang Madura selalu
memperhatikan dan memperhitungkan hari baik pelaksanaan. Sebab, masyarakat
Madura menganggap bahwa tradisi ini bersifat sakral baik dari niat, tujuan,
bentuk upacara, tata cara pelaksanaan upacara maupun perlengkapannya. Oleh
sebab, itu dalam pelaksanaannya, tentu tidak boleh dilakukan secara sembarangan
dan harus dipersiapkan secara matang, termasuk pada hari pelaksanaan upacara
itu sendiri.
Prosesi ritual pelet betteng atau yang biasanya
di sebut Pelet Kandung di masyarakat Desa Pandabah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan biasanya dilakukan pada kehamilan anak
pertama untuk kesehatan sang bayi. Masyarakat pandabah percaya bahwa upacara pellet
kandung dapat mempermudah proses persalinan dan melindungi bayi dari bahaya
serta ucapan rasa syukur karna telah dikaruniai anak, di kehamilan berikutnya
upacara pelet kandung boleh dilakukan atau tidak dilakukan.
Terdapat
beberapa proses di dalam upacara pelet kandung yaitu, persiapan, pihak keluarga
menyediakan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan seperti telur kampung yang diletakkan
di dalam gelas berisi minyak letek atau minyak goreng, dua kelapa kuning, nasi
rasol, pisang, air bunga (bunga
tujuh rupa atau pakem
bunga merah, putih, kuning ) yang ditaruh di dalam mushollah
dan di do’akan. Selanjutnya,
pembacaan do’a atau Mahallul qiyam (pembacaan diba’) yang dilakukan oleh masyarakat setempat
serta kerabat,
bertepatan pada upacara pembacaan do’a sang ibu di pijat oleh dukun bayi yang
dilakukan didalam kamar, setelah pembacaan mahallul kiyam selesai dan pijat
yang dilakukan ibu hamil keluar
memakai kain putih atau kain kafan yang dililitkan di badan karena kain
putih melambangkan anak yang di kandung
oleh sang ibu mempunyai kepribadian yang baik bersih hatinya layaknya kain
putih tersebut, dilanjut siraman,
tempat yang akan dijadikan siraman ibu hamil menggunakan pohon tebu sebanyak 4
batang dijadikan sebagai tiang yang ditutup oleh samper atau sarung karna
tempat siraman berada di luar rumah, sebelum dilakukannya siraman, ibu hamil
menyerahkan ayam yang di pegang ke pada dukun bayi setelah itu dukun bayi
mengikat ayam di salah satu tebu, setelah itu baru dilakukan prosesi siraman.
Siraman yang pertama dilakukan oleh dukun bayi sebanyak 3x sambil membacakan
do’a, dilanjut oleh suami kemudian keluarga suami dan keluarga istri selanjutnya
oleh warga setempat. Setiap warga yang ikut andil dalam prosesi siraman
diwajibkan membeli rujak serut yang sudah disediakan tuan rumah dengan membayar
uang seikhlasnya setelah prosesi penyiraman selesai dan dukun bayi mengambil
telur yang sudah di do’akan untuk di gelindingkan dari dalam kemben ibu hamil
sambil berdiri lalu telur ditangkap oleh orang yang ingin memiliki keturunan
jika tidak ada yang menangkan telur secepatnya ibu hamil harus menginjak telur
tersebut, filosofi telur di injak memberi makna agar dijauhkan dari mara bahaya
setelah prosesi selesai ibu hamil kembali ke kamar untuk berganti pakaian
menggunakan kebaya setelah itu keluar di lanjut bersalaman dengan para tamu
undangan.
Kepala
Devisi : Agustin Ainussa’adah
Koreografer
: Agustin Ainussa’adah
Penari
:
Annisa
Chusnul K
Agustin
Ainussa’adah
Dwi
Rayyanatul J
Inayatul
Maula
SIMBOL GERAKAN TARI PELET KANDUNG
Gerakan
tari pelet kandung diambil dari alur kegiatan upacara ritual pelet kandung yang
berapa di daerah Desa Pandabah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, adapun alur kegiatan
upacara petik laut sebagai berikut:
1. Kegiatan
persiapan acara pelet kandung
2. Membacaan do’a atau Mahallul qiyam (pembacaan diba’)
3. Upacara
pelet kandung
4. Upacara
siraman
5. Bersalaman
kepada keluarga dan tamu undangan
PENYIMBOLAN GERAKAN TARI PELET KANDUNG
Simbol |
Keterangan |
|
Simbol
kegiatan persiapan acara ritual pelet seperti memepersiapkan peralatan dan
bahan-bahan upara pelet kandung seperti telur ayam kampung, ayam, kepala
gading, dan lain sebagainya. |
|
Menyimbolkan
kegiatan membacaan do’a atau
Mahallul qiyam (pembacaan diba’) |
|
Simbol
tersebut menyimbolkan kegiatan ritual pelet kandung dilakukan bersamaan saat Mahallul qiyam dibaca, saat kegiatan
ini ibu hamil berada di kamar untuk di pelet atau di pijat oleh dukut pelet. |
|
Kegiatan
ini menyimbolkan siraman, siraman pertama dilukan oleh dukun pelet, kedua
dilakukan oleh pihak keluarga laki-laki dan perempuan dilanjut dengan siraman
ke tiga oleh masyarakat yang hadir, setiap orang yang menyiram ibu hamil
diwajibkan membeli rujak serut yang sudah disediakan |
|
Kegiatan
ini menyimbolkan bersalaman, kegiatan bersalaman dilakukan oleh ibu hamil
kepada keluarga dan para tamu undangan |
Link
pementasan
https://youtu.be/ijJZ-zM5coM?si=azOylDnVdp2jEjyi
Komentar
Posting Komentar