Naskah Drama "Sekap"

 

SEKAP

Karya: Eka Trisna

 

Aktor

-        Salina : Sarah

-        Wawa : Laras

 

Scene 1

            Suasana panggung tegang, lampu nyala-mati. Sarah diseret dari wing sambil meminta tolong.

 

Sarah   : “Tolong, ampun, tolong aku, siapapun tolong aku.”

Laras   : (Tertawa terbahak-bahak dari belakang panggung)

 

Sarah   : “Aaaaaaaaaaaa”

Lampu padam.

 

Scene 2

            Sarah masuk dan duduk di kursi dengan posisi tangan diikat. Laras duduk santai sambil bernyanyi.

 

Laras   : (bernyanyi lagu happy birthday)

Sarah   : (tersadar, ketakutan)

Laras   : (tertawa kecil) “Hai nona, kau sudah bangun, nyenyak sekali sepertinya tidurmu.”

Sarah   : (kebingungan, berusaha melepaskan ikatan)

Laras   : “hei tak perlu takut. Hm boleh aku tau bagaimana kabarmu setelah kejadian itu? Sepertinya kau tampak baik-baik saja, tidak ada beban bahkan kau bisa hidup dengan tenang dan damai.

Sarah   : (Menangis)

Laras   : “Mengapa kau menangis nona? Bukankah kau wanita pemberani? Lantas apa yang kau tangisi sekarang? Bicaralah  padaku apa yang kau tangisi? (membuka penutup mulut Sarah).

Sarah   : (menangis) “Kau siapa? Aku di mana ini? Lepaskan aku!

Laras   : “tenang-tenang. kau akan baik baik saja bersamaku.”

Sarah   : “apa yang kau mau dariku?”

Laras   : “tidak ada, aku hanya ingin bermain-main denganmu.”

Sarah   : “bermain-main apa? Apa maksud dari semua ini?”

Laras   : “ssstttt, jangan berisik, kau lihat langit langit Gudang ini, indah bukan? Ada banyak bintang, hm cantik sekali.”

Sarah   : “lepaskan aku!”

Laras   : (tertawa kecil) “melepaskanmu? Setelah semua yang kau lakukan. Kau berharap aku melepaskanmu?”

Sarah   : “Maksudmu apa?”

Laras   : “Sarah, sarah, kau tahu? Kau sendiri yang menulis naskah penyiksaanmu ini.

Sarah   : “apa maksudmu, tolong lepaskan aku.”

Laras   : (menyodorkan makanan) “sudah-sudah, buka mulutmu! Kau pasti lapar, ini makanlah.”

Sarah   : “apa maksud ini semua? Katakanlah!”

Laras   : (tertawa kecil) Bodoh, apa kau tidak mengingat apapun ketika aku menyebut nama Bintang. Lihat bintang-bintang itu. Salah satu di antara mereka sedang merayakan hari ulang tahun. Tapi sayang, Bintang harus mengakhiri hidupnya, Bintang harus mengakhiri hidupnya, Bintang harus mengakhiri hidupny.” (semakin emosi).

Sarah   : “Kumohon lepaskan aku, apa salahku?”

Laras   : “Diam perempuan sialan, jangan bicara apapun sebelum aku selesai bercerita!"

Sarah   : “Tapi….”

Laras   : “Diam” (sambil menampar) “aku bilang diam, sekali lagi kau bicara sebelum aku selesai bercerita akan kusobek mulutmu.” (Buka topeng) “kau pasti masih ingat denga wajah ini, kau pasti masih ingat bahwa aku adalah orang yang menangis paling histeris di depan jasad adikku yang tewas bunuh diri di kamar mandi sekolahmu.”

Sarah   : “Jadi kau kakaknya Bintang, Lalu apa salahku?”

Laras   : “ Diam bodoh. Bintang… gadis yang malang, 8 tahun kami hidup hanya berdua,  setelah ibu kami meninggal akibat melahirkan Bintang, aku anggap ibu bereinkarnasi menjadi gadis kecil yang lucu bernama Bintang. Aku pikir saat itu tiba waktunya untuk membalas jasa-jasa ibu pada tubuh barunya.”

Sarah   : “Tolong”

Laras   : “Bangsat, aku bilang diam, diam kau perempuan jahanam.” (sambil memukul). "Dan kau tau ayah kami meninggal setelah tertangkap Dan dipukuli warga ketika mencuri susu untuk adikku Bintang, setelah itu kami hanya hidup berdua. Aku tidak tau harus berlindung pada siapa. Waktu itu kami hidup serba kekurangan dan malam itu Bintang terus menangis Karena susunya habis dan kelaparan. Ia tak henti-hentinya memanggil ayah, aku sangat bingung. Aku memungut makanan-makanan sisa di tempat sampah depan restaurant dan kami memakannya berdua. Sabar ya Bintang sayang, habis ini ayah pulang, ayah pasti bawa makanan yang enak. Untuk sejenak aku bisa membendung air mata Bintang adikku yang malang. Tapi semua perjuanganku kini berakhir, kau menghancurkan semuanya.” (sambil menjambak)

Sarah   : “Sakit, hentikan, tolong lepaskan aku. Apa hubungan ini semua dengan diriku?”       

Laras   : “apa hubungannya dengan dirimu? Hah. Kau tidak ingat apa yang sudah kau lakukan terhadap adikku? Tekanan apa yang telah kau berikan sampai dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.”

Sarah   : (memberontak dari kursi) “lepaskan aku wanita gila!”

Laras   : “sssttt. Jangan berisik tak akan ada seorangpun yang akan menolongmu” (tertawa kecil)

Sarah   : “Tidak, kau wanita gila, tidak waras. Tolong. siapapun tolong aku.”

Laras   : “Diam. Apa kau tidak lelah sedari tadi teriak teriak tidak jelas. Oh jadi kau menantangku, kau anggap ini semua main-main ha?”

            Dengar! Bintang bernah bilang padaku “kakak, kalo besar nanti aku ingin jadi arsitek, biar aku bisa membangunkan rumah untuk kakak, yah.. untuk kita berdua, agar kita tidak lagi tinggal di rumah yang reot ini”

            Betapa mulia cita-cita gadis malang itu, semua hanya tinggal kisah usang, semua ini karna kau sialan, kau harus merasakan apa yang bintang rasakan... hahahaha

Sarah   : apa yang kau mau dari aku wanita gila? Hai mau kemana kau?”

Laras   : (mengambil bor dan melukai tangan Sarah).

Sarah   : “tolong lepaskan aku, kau mau apa? Tolong….”

Laras   : “Rasakan, rasakan rasa sakit yang selama ini adikku rasakan….. Aaaaa"

Laras   : (menjambak Sarah) Diam!!! Kenapa harus berontak?

Sarah   : “sakitttt. Ampun. Ku mohon lepaskan aku.”

Laras   : “Inikan yang kau lakukan pada adikku? Sakit bukan? Tidak hanya adikku yang merasakan sakit aku juga merasakan sakit yang sama setelah tau luka lebam yang selama ini disembunyikan oleh adikku akibat dari kekerasan yang kau dan temanmu lakukan.”

Sarah   : “tolongggg. Siapapun tolong akuuu. Hey kalian yang ada di luar sana tolong aku. Tolong kak, aku mengaku salah tolong ampuni aku ayo kita selesaikan ini baik-baik ”

Laras   : “Diselesaikan secara baik-baik? Setelah semua perbuatan keji yang kau lakukan pada adikku kau masih berharap ini akan selesai dengan baik-baik?, aku bekerja sangat keras membanting tulang agar bintang memakai pakaian yang bagus, pakaian layaknya anak normal lainya, setiap apa yang dia inginkan aku selalu berjuang untuk mewujudkannya, baju, buku-buku sekolah, sepatu, aaaaaaa...

Sarah   : “Ijinkan aku pulang. Ku mohon.”

Laras   : (tertawa kecil) “lantas jika aku pulangkan kau apakah adikku agar bisa kembali dalam pelukanku? Kau bisa hidup bahagia tapi bagaimana  dengan diriku?”

Sarah   : (hanya menangis)

Laras   : “Dulu adikku sering bercerita bagaimana ia di sekolah, ia bercerita tentang temannya, gurunya, dan semua hal menyenangkan lainnya. Aku selalu menunggu saat-saat dia mau bercerita. Tapi, entah kenapa  dia jadi berbeda dia mulai enggan untuk bercerita.  Dia lebih suka mengurung  diri di kamar. Makan pun jarang. Mulai saat itu aku merasa dunia adikku sedang hancur.”

Sarah   : “cukup, tolong lepaskan aku. Biarkan aku pulang. Biarkn aku bertemu dengan orang tuaku.”

Laras   : “Mengapa? Mengapa harus adikku? Kenapa harus dia yang kau perlakukan seperti itu? (menangis)

Sarah   : “aku iri dengan adikmu yang bisa mendapatkan kasih sayang dari seorang kakak. Aku iri karena dia pintar, banyak yang sayang sama dia. Sedangkan aku? Bahkan orang tuaku pun tidak peduli dengan diriku. Mereka sibuk dengan dunia mereka sendiri. Mereka hanya memikirkan uang,uang, dan uang. Aku juga ingin orang-orang melihat adanya diriku aku ingin jadi kebanggaan banyak orang. Bahkan aku rasa sekarangpun orang tuaku tidak mencariku karena mereka tidak peduli dengan adanya diriku. Aku iri dengan adikmu, aku iri, aku benar-benar iri. Tolongggg lepaskan aku kumohon.”

Laras   : “sayangnya semua sudah terjadi dan adikku tidak akan bisa kembali.Lalu kau berharap aku akan membiarkan mu hidup bahagia dan tenang seperti sedia kala? Tidak, tidak mungkin.”

Sarah   : “Ampun, aku harus bagaimana agar bisa mendapat ampunan darimu?”

Laras   : “Tidak ada ampunan untuk perempuan bajingan sepertimu, hutang darah harus dibayar darah, hutang nyawa harus dibayar dengan nyawa. Malam ini adalah malam ulang tahun Bintang adikku tercinta. Aku akan memberikannya hadiah yang istimewa, kado yang sangat spesial. Aku akan membalaskan dendam dan mengirimkan nyawamu sebagai kado ulang tahunnya malam ini.” (tertawa)

Sarah   : “Tidak, jangan gila kau akan bertanggung jawab atas ini semua. Aku akan melaporkanmu ke polisi. Kau akan dipenjara jadi lepaskan aku sekarang juga, tolong lepaskan aku.”

Laras   : “Teriaklah sepuasmu, tidak akan ada yang mendengarmu, dan aku tidak peduli aaaa perempuan sial mati kau” (sambil memecut berkali-kali sampai lemas). “oh tunggu dulu kau harus benar-benar merasakan sakit seperti apa yang dirasakan oleh adikku. (melepas ikatan dan menggantung Sarah). “Salamat ulang tahun Bintang.”

 

Lampu padam

 

TAMAT

           

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukun-dukunan

Kisah Cinta Hari Rabu

Pagi Bening