Naskah Tari "Maha Tittari"

 Maha Tittari

Devisi Tari

Kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) Sesuai dengan namanya, mahasiswa kupu-kupu. Pada umumnya kegiatan sehari-hari mereka hanya kuliah seperti biasanya, datang ke kampus untuk belajar dan pulang ke rumah atau kos ketika mata kuliah usai. Tipe mahasisiwa kupu-kupu ini kebalikan dari tipe kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat) dan kunang-kunang (kuliah-nangkring-kuliah-nangkring), usai kuliah biasanya mereka langsung pulang jarang bersosialisasi dengan teman-teman apalagi aktif dalam kegitan non akademik kampus. Oleh sebab itu biasanya mahasiswa tipe ini kurang dikenal karena minim relasi tapi tidak semua mahasiswa kupu-kupu itu kurang pergaulan bisa jadi mereka adalah mahasiswa yang bekerja jadi setelah kuliah mereka langsung pulang karna harus bekerja untuk memperoleh penghasilan guna membiayai kuliah serta memenuhi kebutuhan hidupnya.

Padahal kupu-kupu sebenarnya memiliki arti baik, sama halnya dengan metamorphosis yang terjadi pada kupu-kupu yaitu: Berawal dari telur, disini telur di ibarat mahasisiwa yang aktif diperkuliahan, ambis terhadap mata kuliah dan tugas-tugas untuk mendapatkan IPK yang bagus serta lulus lebih cepat, kemudian telur akan menetas dan menjadi larva (ulat).

Tahap kedua ini larva mengalami fase makan yang aktif dan intensif untuk menunjang perkembangannya, disini ulat di ibaratkan sebagai seorang mahasisiwa melakukan kegiatan luar kampus seperti kerja, menghabiskan waktu luang untuk mengerjakan tugas kuliah, dan kegiatan lain yang bisa dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Pada saat ulat berhenti makan, ulat dewasa akan berubah bentuk menjadi pupa (kepompong) .

Tahap ketiga yaitu larva berubah menjadi pupa dengan bantaun air liurnya sendiri, selama berada didalam kepompong ulat akan diam seolah tidak bernyawa dan dalam tahap daur hidup kupu-kupu ini, tranformasi alam yang paling menakjupkan sedang terjadi, setelah mahasisiwa melakukan segala aktifitasnya, dari mereka bekerja, mengerjakan tugas kuliah, belajar dan lain sebagainya, di fase menjadi kepompong ini mahasiswa me refresh otaknya, menenangkan diri, dengan cara me time, disini mahasiswa seolah-olah tidak melakukan apapun namun, sebenarnya mereka memilikirkan langkah yang akan dilakukan selanjutnya, seperti mengerjakan tugas akhir kuliah, dan menambah wawasan pekerjaan. Setelah lama berada di dalam pupa (kepompong), tubuh ulat akan berubah menjadi imago.

Tahap selanjutnya yaitu menjadi imago lalu meninggalkan pupa, mereka kemudian terbang mencari makan dengan cara menghisap nektar, seperti halnya mahasisiwa pada awalnya, mungkin sulit untuk mentolerir perubahan ini. Namun, seiring waktu mahasiswa kupu-kupu yang terus mencoba mengubah persepsi mereka terhadap kekuatan dan berinteraksi dengan lingkungan. Tranformasi yang sangat luar biasa, dengan membuktikan segala pencapaian yang telah diperoleh, dengan hasil yang memuaskan dari segi mendapat uang dari jeri payah saat mereka bekerja, lalu usaha mereka untuk lulus cepat dengan IPK yang sangat memuaskan.

Berdasarkan wawancara yang telah kita lakukan kepada Novi Dwi Oktaviana Angkatan 2019 yang merupakan mahasiswa kupu-kupu di Universitas Trunojoyo Madura, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, mahasiswa tersebut memilih untuk menjadi mahasiswa kupu-kupu dengan alasan beberapa faktor, yaitu tidak minat untuk mengikuti organisasi atau unit kegiatan mahasiswa karena pada masa itu terjadi pandemi covid 19, serta berjualan online shop, mahasiswa tersebut mengambil kesempatan pada saat ospek universitas dengan berjualan kebutuhan ospek. Alasan yang lain karena ingin lebih fokus terhadap kuliah dan banyak waktu luang untuk mengerjakan tugas kuliah. Meskipun tidak mengikuti unit organisasi, mahasiswa tersebut punya cara tersendiri untuk mengembangkan potensi dirinya dengan cara mengikuti berbagai seminar, workshop, dan aktif dikelas, dengan tidak mengikuti organisasi sehingga lebih cepat mengerjakan tugas akhir dan lulus lebih cepat yaitu tuhuh semester dengan nilai yang hampir sempurna atau cumlaude, dan mahasiswa tersebut juga masih melanjutkan berjualan online hingga saat ini.

Tetapi kami tidak hanya merujuk kepada satu narasumber saja. Kami juga melakukan wawancara kepada narasumber lainnya untuk memperkuat data kami, dengan melakukan wawancara kedua bersama Nur Khofifah mahasiswa semester 6 angkatan 2020 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Prodi Sosiologi. Beberapa faktor yang menjadi alasan untuk tidak mengikuti organisasi karena pada masa itu terjadi Covid-19, selain itu karena faktor ekonomi dan larangan dari orang tua. Bukti untuk mengembangkan potensi dirinya, biasanya dengan cara aktif pada saat pembelajaran dalam kelas dan selalu mengerjakan tugas tepat waktu. Sering berkumpul dan berinteraksi dengan teman-teman juga memudahkan untuk membahas tugas kelompok atau pelajaran lainnya. Selain itu, mahasiswa tersebut juga sering bersosialisasi di beberapa sekolah MA dan menyibukkan diri dengan menjadi pengurus asrama, kebetulan pada saat di asrama membutuhkan kepanitiaan. Ada beberapa kegiatan seperti kajian sunnah, banjari, dormitory it, pelatihan web, English course, dan tarbiyatul arobii untuk mengembangkan potensinya selama ia di asrama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukun-dukunan

Kisah Cinta Hari Rabu

Pagi Bening