Maaf, Maaf, dan Maaf

 Maaf, Maaf, dan Maaf



Alkisah, ada satu keluarga yang hidup tenang di sebuah istana. Tapi pada suatu hari, Ario -- kepala keluarga itu -- merasa dirinya Kaisar Dasamuka. Maka, ketenangan pun berubah menjadi kegelisahan. Ario duduk di tahta, berperilaku persis Dasamuka, ‘menjalankan roda pemerintahan’ dan menyebut anggota keluarga dengan nama-nama wayang. Isterinya disebut Dewi Sinta, adiknya disebut Sarpakanaka, pengasuhnya sejak bayi direkrut jadi Tukang Sihir Istana dan kepala pembantu dianggap sebagai Patih Bandem Prahasta. Putra sulungnya mendapat peran pula; Gunawan Wibisana. Dan si putri bungsu jadi Trijata.


Kaisar Dasamuka ‘versi Ario’, tergolong penguasa otoriter yang gemar bikin berbagai proyek, yang konon, diniatkan demi kesejahteraan rakyat jelata. Salah satu proyek utamanya adalah MCK (Mandi-Cuci-Kakus) Center. Dia juga membentuk KPUM, Komite Pencegah Unjuk Marah, yang bertugas menyensor kemarahan agar tidak mengganggu stabilitas keamanan dan kekuasaan Kaisar. Tapi pembangkangan timbul di mana-mana, bagai jerawat tumbuh di wajah para remaja. Dasamuka sangat prihatin.


Pada suatu hari, datang dua petugas museum. Mereka berniat mensurvei istana Ario yang antik dan bersejarah. Ario menangkap kedua petugas itu, karena dianggap sebagai Hanoman dan Hanggada. Dalam kisah Ramayana, Hanoman adalah utusan Ramawijaya. Dia bertugas menyelidiki; apakah Dewi Sinta masih suci dan setia kepada sang suami atau sudah ternoda oleh si penculiknya, Dasamuka. Hanoman dibakar di alun-alun. Tapi kera sakti itu tak mempan api. Dia malah berhasil menyulut huru-hara dan membakar istana Dasamuka. Ario ingin mewujudkan alur pakem kisah. Jadi, Hanoman harus dibakar, kemudian membakar istana! Artinya, rumah Ario-lah yang harus dilahap api!  


Nampaknya, ‘sandiwara’ mulai melangkah ke arah adegan yang berbahaya. Lalu anggota keluarga sepakat mengakhiri ‘kegilaan’ Ario. Maka, pada suatu hari, dengan bujukan manis, Ario dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Tangis keluarga meledak saat Ario berteriak-teriak, “Et tu Brutus Bandem Prahasta? Tolong! Kaisar Dasamuka dikelilingi orang-orang gila!” Impian mungkin nikmat dan sering membikin lena. Tapi jika lepas kendali, langkah maju bisa tersesat. Ario hanya sebuah cermin. Ya, cermin. Tapi, siapa masih sudi bercermin? Ya, dalam keadaan hilang pegangan dan tersesat, siapa yang masih sudi bercermin?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukun-dukunan

Kisah Cinta Hari Rabu

Pagi Bening