Pesan Terakhir
1 |Lakon Pesta
Terakhir karya Ratna Sarumpaet
DI SEBUAH PENDOPO, DIKEDIAMAN BAPAK SEPUH. SAYUP
SAYUP, DARI KEJAUHAN TERDENGAR
SUARA ORANG-ORANG MEMBACAKAN “LA ILAH HA ILLALLAH”.
DI PENDOPO INI TERJADI PERSIAPAN SEBUAH HAJATAN. DUA ORANG LAKI- LAKI (HARUN
& THAMRIN) TAMPAK MEMASUKI PENDOPO, DENGAN
MENGUSUNG SEBUAH KERANDA JENAZAH YANG SUDAH DIDANDANI DAN SIAP UNTUK SISEMAYAMKAN.
SETELAH MEMASUKI HAMPIR SEPARUH RUANGAN, THAMRIN TIBA-TIBA
MEMUTUSKAN UNTUK BERHENTI, TANPA MEMINTA PERTIMBANGAN ATAU MEMBERI ABA-ABA PADA HARUN. IA SEENAKNYA
SAJA MENURUNKAN KERANDA YANG DIPANGGULNYA DI LANTAI, KEMUDIAN DUDUK SAMBIL MENGIPAS-NGIPAS WAJAHNYA DENGAN TOPINYA,
MEMBUAT HARUN BENGONG DAN BETUL-BETUL JENGKEL.
HARUN
Hei THAMRIN ... Kalau sekali
dua menit kau mogok begitu,
kapan nyampenya? THAMRIN
MENJAWAB ACUH
THAMRIN
Berat.
HARUN
Mana ada mayat yang nggak berat?
THAMRIN
Duduk aja dulu RUN.
Kita mau ngejar
apa sih?
MESKI JENGKEL,
SETELAH MEMERIKSA KERANDA
SESAAT, HARUN AKHIRNYA
MENGIKUTI JUGA SARAN
THAMRIN. IA DUDUK DAN MULAI
BICARA, MASIH DENGAN NADA DONGKOL.
HARUN
Aku kadang bersyukur
betul jadi orang kecil. Segala sesuatu bisa dihadapi dengan sederhana. Hidup kita sederhana, kebutuhan kita sederhana, mati kitapun sederhana.
PADA SAAT YANG SAMA, KIMIN DAN POHAN MEMASUKI PENDOPO.
MEREKA DITUGASKAN MENYIAPKAN PENDOPO
SEBAGAI TEMPAT DIMANA JEBAZAH PAK SEPUH AKAN DISEMAYAMKAN, SEGALIGUS DIMANA MASYARAKAT DAPAT MELIHAT DAN MEMBERINYA PENGHORMATAN TERAKHIR.
SAMBIL MENGUSUNG KURSI-KURSI KIMIN DAN POHAN MEMPERHATIKAN
DAN MENYIMAK PERCAKAPAN ANTARA HARUSN
DAN POHAN. POHAN MENANGGAPI HARUN DENGAN SEDIKIT
SINIS.
POHAN
Tinggi kali falsafahmu itu RUN. Tapi
kalau perut anak-anakmu menjerit kelaparan.
Merengek pengen
ini itu. Apa falsafah
seperti itu bisa bikin
mereka tentram?
HARUN
Memang nggak sih ...
Tapi kalau
aku lihat adikku.
Kawin sama orang kaya.
Kerjanya ribuuut nggak habis-habis
... Aku tetap milih jadi orang kecil. Tidak ada hari tanpa
ribut. Padahal yang diributin cuma satu “yang lebih besar
“ Rumah yang lebih
besar, tipi yang lebih besar, giwang yang lebih besar ....
THAMRIN, MENANGGAPI DENGAN
BERSEMANGAT.
THAMRIN
Gua setuju. Ipar gua, yang kayanya masih nanggung aja,
hidupnya udah kalang kabut nggak karuan. Mau beli ini, mau beli itu, mau punya yang
ini, punya yang itu. Sekarang lihat Pak Sepuh ini ... Apa yang dia kagak punya? Uang, kekuasaan Udah mati begini, mati
aja ... Semua harta dan kekuasaan yang dia punya dulu tetap aja nggak mampu bikin dia hidup lagi ....
POHAN
Lupa pada mati itu sudah kodrat
manusia. Itu makanya Agama dikirim.
Mau yang lebih, itu
juga kodrat. Sudah kaya, mau lebih kaya. Sudah punya kuasa, mau lebih berkuasa.
Ambil contoh kecil sajalah si Jumi yang manis itu. Sudah cantik dia. Tapi masih juga mau lebih cantik. Dia ganjallah hidungnya dengan pelastik. Sekarang?
Hidungnya malah mancung kekiri ...
SEMUA TERTAWA DAN SEMUA TATAPAN
TERTUJU KE KIMIN.
TAHU SASARAN UCAPAN POHAN ADALAH
DIRINYA, KIMIN TAMPAK MENGHINDAR.
THAMRIN
Jangan gitulah Bang ...
Ada yang tersinggung nih ...
POHAN
Siapa yang tersinggung?
YANG LAIN
Adalah ....
POHAN MENGHAMPIRI KIMIN.
POHAN
Yang nggak mau lebih itu kan
cuma orang kayak kita ini. Nggak ada
orang susah yang mau lebih susah ....
KIMIN MENERUSKAN MENGANGKATI KURSI YANG MASIH TERSISA, SAMBIL
MEMBERIKAN TANGGAPAN
DENGAN SIKAP TENANG.
KIMIN
Yang aku ndak ngerti, orang
makin kaya, kok makin serem.
THAMRIN
Serem gimane Pak KIMIN?
3 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published
: http://banknaskah-fs.blogspot.com/
KIMIN
Ya serem .... Pelit iya, sombong iya, sok kuasa
iya ....
POHAN
Itu karena uang dan kekuasaan
, selalu saling merangkul. Kalau kamu kaya, kamu akan otomatis jadi penguasa. Hepeng
do mangatur portibion.
SEMUA BENGONG TIDAK PAHAM APA ARTI KALIMAT
TERAKHIR YANG DIUCAPKAN POHAN.
THAMRIN
Apa maksudnya tuh Bang ?
POHAN
Bah --- Masa itu aja kau tidak
tahu. Sudah
pepatah dunia itu Thamrin -----
THAMRIN
Iya apa Bang ?
POHAN
Uang Thamrin. Di muka bumi ini, uangnya yang mengatur
segalanya. Sebaliknya, begitu
kamu punya kekuasaan, kamu akan dengan
mudah jadi kaya raya. Kenapa ?
Karena kuasaan bisa mengubah segalanya.
Dan yang lebih sakit
lagi, kalau kamu kaya raya,
atau jadi Penguasa, kamu tidak akan pernah salah.
THAMRIN TIBA-TIBA-BANGKIT.
THAMRIH
Ayo ah, lanjut..... Pusing gua.
MALAS-MALASAN, THAMRIN MELANGKAH KE KERANDA DI BAGIAN KAKI, BAGIANNYA
HARUN. HARUN MELONGO,
PROTES.
HARUN
Lho ?
THAMRIN
Gantian!
HARUN
Kenapa?
THAMRIN
Di depan situ, bagian perut dan kepala. Berat. Dia ini kan makannya beda dari kita ....
HARUN
Beda apanya?
THAMRIN
Dia banyak makan hati orang.
SEMUA MENOLEH KE THAMRIN, PROTES
YANG LAIN
Hus!!
THAMRIN
Kita, makan hati ikan teri aja kagak mampu beli.
YANG LAIN
Mulut Jaga! Ah, sampek bareng
....
THAMRIN BERSAMA HARUN KEMBALI MENGANGKAT KERANDA, SAMBIL TETAP MENGGERUTU.
THAMRIN
Protes aja .... Protes itu boleh ... Yang
penting jangan kedengaran.
YANG LAIN SEMAKIN
GEMAS. MEREKA PROTES
DENGAN SUARA MENINGGI.
YANG LAIN
Hei!!
KIMIN
Ngawur!!
THAMRIN
Kenapa? Itu ajaran dia dulu.............................. (MENUNJUK
PADA KERANDA)
KIMIN
Ini orang, sembarangan ....
MASING-MASING KEMBALI KE TUGASNYA. BEBERAPA SAAT HENING. TIBA-TIBA KIMIN BICARA SEPERTI PADA DIRINYA, MEMECAH
KESUNYIAN
KIMIN
Kalau nanti aku mati ... Aku ndak butuh upacara besar-besaran kayak gini. Yang penting Anak-anakku............... Anak-anakku harus
ada disana.
POHAN
Siapa pula yang
mau berangkatkan Pak Kimin dalam
upacara besar? Kita ini cuma orang
kecil, Pak Kimin ... Kalau orang besar seperti
Pak Sepuh ini layaklah mendapatkan upacara
besar-besaran.
KIMIN
Ngerti --- Aku ki cuma gelo ---- Wong sugeh koyo Pak Sepuh iki kok ditinggal
mabur anak-anake
5 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
POHAN MENDEKATI KIMIN, MENASEHATINYA. SUARA
DIPELANKAN.
THAMRIN
Tapi pak Kimin,
anak-anak Pak Sepuh
ini minggat, bukan
karena upacaranya gede.
Dosanya gede-gede ...
YANG LAIN
Hus !!
POHAN
Berani kau mempertanggung jawabkan ucapanmu itu Thamrin?
THAMRIN
Kata orang-orang, Bang ...
POHAN
Bah ---- Kata orang-orang ---- Kau sendiri bagaimana ? Apa
kata kau?
THAMRIN
Kalau menurutku sih ...
Dosa apa kagak tuh
bukan kita yang nentuin. Tapi siapa yang nggak tahu kelakuan anak-anak
Pak Sepuh?
KIMIN
Walah Thamrin ...
THAMRIN
Kenapa Mas Kimin ?
KIMIN
Mulutmu itu lho ...
THAMRIN BERTANYA PADA HARUN
THAMRIN
Kenapa mulut gua RUN?
TIDAK INGIN IKUT CAMPUR, HARUN ANGKAT BAHU.
KIMIN
Bahaya.
THAMRIN
Ya Allah Pak KIMIN ....Kalau
semua orang seperti
Mas Kimin. Hidup
ini kagak seru Mas KIMIN
.... Sepi ...
KIMIN AKHIRNYA MEMUTUSKAN UNTUK DIAM. DIA DUDUK
DISUDUT PERMADANI. IA MENYULUT
PIPANYA, MENGISAPNYA DALAM-DALAM DAN TAMPAK BERPIKIR KERAS. YANG LAIN JUGA
KEMBALI KE TUGAS MASING- MASING. SELANG BEBERAPA
SAAT, KIMIN TIBA-TIBA
MEMANGGIL POHAN,
MEMECAH KEHENINGAN DI PENDOPO ITU.
KIMIN
Pohan! Sini!
POHAN MENDEKATI PAK KIMIN. SELANJUTNYA POHAN TAMPAK BICARA,
KASAK-KUSUK DENGAN
PAK KIMIN.
POHAN
Ada apa Pak Kimin ?
KIMIN
Aku dengar orang-orang nggak bakal datang kesini ...
THAMRIN DAN HARUN IKUT MENDEKAT, INGIN TAHU. MEREKA
JONGKOK DISEKITAR KIMIN.
THAMRIN
Ada apa?
KIMIN
Aku dengar, upacara
ini bakal diboikot.
SEMUA BANGKIT TERKEJUT.
THAMRIN
Ooo Kagak mungkin. Kagak
mungkin. (YAKIN)
KIMIN
Orang-orang akan diarahkan menghadiri pelantikan
Pimpinan yang baru itu.
THAMRIN TERTAWA NYARING.
SUARANYA MELECEHKAN BERITA
YANG DISAMPAIKAN PAK KIMIN.
THAMRIN
Yaaa, itu sih sudah pasti Mas KIMIN.................................................... Ini kan hanya soal giliran. Kalau
yang kemarin
semangatnya kuning keputih-putihan, yang sekarang ini putih kekuning-kuningan
....
Boikot memboikot juga soal giliran.
Tapi untuk kasus Pak
Sepuh, gua kagak yakin. Pak Sepuh ini memang terkenal
kejam. Tapi kejamnya
juga cerdas. Pake strategi.
Ada banyak orang yang berhutang
budi ame die …. Banyak orang yang jadi senang,
yang jadi makmur ... Masa mereka itu kagak ada terimakasihnya
...
KIMIN
Ngomong
opo kowe ki Thamrin ----
THAMRIN GROGI BINGUNG
MENJELASKAN MAKSUD UCAPANNYA
7 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
THAMRIN
Yah----- Masa kagak ngarti
juga Pak Kimin.
POHAN MENATAP THAMRIN
SEPERTI MENUNTUT PENJELASAN
POHAN
Wah, Abang kurang sependapat dengan
pikiranmu
itu Thamrin.
THAMRIN
Kenape Bang ?
POHAN
Thamrin ---- Tukang sapu jalananpun tahu dimasa hidupnya,
kelakuan Pak Sepuh ini, kelakuan
anak-anaknya, kelakuan para kerabatnya, sangat
tidak tidak terpuji.
Tidak heran kalau orang malas melayat. Tidak ada boikotpun
orang tidak bakal datang melayat.
Orang-orang yang senang, orang-orang yang makmur yang tadi kau bilang itupun,
bukan orang-orang yang mengerti berterimakasih itu. Penjilat, kapanpun
akan selalu jadi
penjilat. Kalau
dulu mereka menjilati
Bapak Sepuh, sekarang ini, mereka pasti sedang sibuk
mencari-cari muka untuk mereka
jilati.
THAMRIN MELONGO MENERIMA
PENJELASAN POHAN. POHAN
KEMBALI MELANJUTKAN TUGASNYA, DIAM.
THAMRIN
Iya ya Bang ----- Abang betul juga. Siapa yang kagak tahu kelakuan Pak Sepuh ini dulu. Die banyak ngelukain
hati orang. Semua aturan yang die buat cuma untuk kepentingannya die. Die kagak perduli
orang-orang jadi korban.
Dia kagak
boleh ditentang. Iiiih----------------------------- (SEPERTI MERINDING)
POHAN
Celakanya rakyat kita cepat lupa. Mudah
terharu. Pemaaf ----
THAMRIN
Itulah susahnya kita ini .. Waktu masih hidup nggak berani ngelawan...................................... Beraninya setelah
jadi bangkai.
Tapi
itu aja udah lumayan tuh …. Udah ada perubahan.
KIMIN
Perubahan apa?
THAMRIN KEMBALI TERTAWA
NYARING.
THAMRIN
Ya . . . Belum
tau dia . . . Perubahanlah ... Dulu, sewaktu Pak Sepuh ini masih hidup, keadaan kita nggak ada bedanya
dengan zaman penjajahan. Apapun yang terjadi
harus sesuai keinginan
die.
KIMIN
Almarhum ------
KIMIN MENEGUR KELANCANGAN MULUT THAMRIN TAPI THAMRIN TERUS
SAJA NGOCEH.
THAMRIN
Kapan die mau -----
KIMIN
Almarhum, Thamrin ----
THAMRIN MERASA TERGANGGU, JENGKEL
THAMRIN
Alah ----- Uahlah Mas Kimin. Ude mati ini ----
KIMIN
Masya allah ------
THAMRIN MENERUSKAN OCEHANNYA. IA TIDAK PERDULI BAHKAN AGAK KESAL DENGAN TEGURAN-TEGURAN KIMIN.
THAMRIN
Apapun yang dia mau, mulai dari Anggaran
Dasar, Undang-undang Dasar,
semua bisa diatur.
Surat sakti hilang,
bisa diatur ....
POHAN
Merampoki hak rakyat,
bisa diatur ----
THAMRIN
Jadi pahlawan, bise diatur.
KIMIN
Omong opo kowe
THAMRIN
Emang jadi pahlawan bisa diatur. Rakyat kalao udae
dirampok pan jadi mielarat. Yang melarat perlu bantuan.
Datang deh die dengan rombongan. Bawa sembako, Bawa sapi . Bawa telepisi.
HARUN
Buat ape telepisi?
THAMRIN
Telepisi mah kagak tibag-bagi. Buat ngeliput.
Pokoknye semue bisa diatur.
THAMRIN
Kagak ada yang kagak tahu itu semua rekayasa. Tapi apa ada yang berani menentang?
POHAN MENGHAMPIRI THAMRIN SAMBIL
BICARA DAN MENUNJUKKAN RASA
9 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
KAGUM
POHAN
Boleh juga kau ini THAMRIN. Tinggi
juga rupanya – pengetahuanmu . Tapi apalah
artinya
perubahan
buat orang-orang kecil seperti kita?
THAMRIN TAMPAK BEGONG TIDAK BISA LANGSUNG MENANGGAPI, TAPI HENYA BEBERAPA
SAAT, SEPERTI MENFDADAK
MENDAPAT GAGASAN, \IA BANGKIT
BERSEMANGAT.
THAMRIN
Adalah Bang. Gaji
kita mungkin akan dinaikkan. Anak-anak
kita mungkin
sudah boleh minum susu sekali
seminggu. Makan daging sekali sebulan.
Nonton bioskop sekali setahun ...
HARUN YANG SEJAK TADI
MEMPERHATIKAN PERILAKU THAMRIN DENGAN JENGKEL MULAI BUKA SUARA. DI AIR MUKANYA
IA TIDAK BISA MENUTUPI
RASA TIDAK SUKANYA
PADA THAMRIN.
HARUN
Apanya yang berubah
hah ? Apanya ? TERTAWA KECIL
THAMRIN
Kagak ada ...
HARUN
Ah ... Sarap lu ...
POHAN
Nanti dulu.
POHAN MENGHAMPIRI THAMRIN,
MERANGKUL PUNDAKNYA.
POHAN
Sarap-sarap tapi okke juga dia ini ... Jangan-jangan kau juga udah tahu siapa yang bakal
pengganti
Almarhum.
MENDENGAR KATA “PENGGANTI
ALMARHUM” DISEBUT, THAMRIN SEPERTI MENDADAK
MERIANG. IA MENGHINDAR, MENJAUHI POHAN
THAMRIN
Wah .... Kalau
yang itu gua kagak tau
tuh Bang ...
KIMIN
Jelas HARYATI.
SEMUA TERUTAMA THAMRIN
TERKEJUT MENDENGAR UCAPAN
KIMIN.
DENGAN NADA MENGEJEK
THAMRIN MEMINTA PENJELASAN KIMIN.
SEMUA
Haryati? (MENGEJEK)
KIMIN
La iya toh ... Satu-satunya yang nggak minggat. Satu-satunya yang setia ...
THAMRIN TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.
THAMRIN
Ha, ha, ha ..... Pak KIMIN, Pak KIMIN ..... Emangnya ini Kerajaan nenek moyang die ...
TERDENGAR SUARA KAKI MELINTAS. THAMRIN
CS TERKEJUT DAN TIBA-TIBA TERDIAM. AIR MUKA MEREKA WAS-WAS. SETELAH
SUARA KAKI MENGHILANG, THAMRIN SEGERA MENDEKATI KIMIN, BICARA DENGAN GEMAS.
THAMRIN
Ini Negri Mas Kimin, milik orang banyak.
Diperjuangkan dan dirikan
oleh orang banyak
Jadi, Pimpinannya pun, harus pilihan
suara orang terbanyak.
MENCEGAH AGAR PEMBICARAAN TIDAK SEMAKIN MENJURUS
KE HAL-HAL YANG SENSITIF, HARUN BERUSAHA MENGALIHKAN PERHATIAN DENGAN CARA YANG ANEH. IA
MENGGOSOK-GOSOKKAN SAPU DITANGANNYA KELANTAI SAMBIL
BICARA DIKENCANG-KENCANGKAN.
HARUN
Orang kok beratnya kayak gitu
ya ....
UPAYA HARUN
MALAH MEMBUAT THAMRIN SEMAKIN BERNAFSU.
IA MENANGGAPI KEANEHAN
HARUN SAMBIL MENGUCAPKAN KALIMAT- KALIMAT YANG SEMAKIN MENJURUS KE HAL-HAL
YANG BAGI ORANG BANYAK BIASANYA
TABU UNTUK DIUCAPKAN.
THAMRIN
Bagaimana kagak berat, kebanyakan makan hak orang.
APA YANG DIUCAPKAN THAMRIN MEMBUAT
YANG LAIN JADI PANIK.
YANG LAIN
Hus!! Mulut!!
THAMRIN
Kata orang-orang, biasanya
kalau mayat berat, Dosanya juga berat.
KIMIN
11 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Wong edan ...
THAMRIN
Kata orang-orang Pak Kimin ...
KETIKA MENGUCAPKAN KALIMATNYA YANG TERAKHIR, TANPA SENGAJA
TUBUH THAMRIN MENYENTUH
KERANDA. KEJADIAN ITU MEMBUAT THAMRIN KAGET DAN TAKUT.
AIR MUKANYA MENAPAKKAN RASA NGERI.
TAPI DALAM KEADAAN TAKUT SEPERTI ITU DIA MASIH BISA
MENDAPAT GAGASAN NAKAL IA MENGAJAK KAWAN-KAWANNYA UNTUK MEMERIKSA KERANDA PAK SEPUH,
MEMBUKA KAIN PENUTUPNYA.
THAMRIN
Pengen lihat ....
SEMUA MENOLEH, TERTARIK
SEKALIGUS TAKUT. SATU DEMI SATU MEREKA MENDEKATI KERANDA. MEREKA BERDIRI DIKIRI KANAN THAMRIN, DISELIMUTI RASA SUNGKAN
DAN TAKUT. TANPA KOMANDO MEREKA
SAMA- SAMA MENGULURKAN TANGAN KE ARAH KERANDA HENDAK
MEMBUKA PENUTUPNYA, TAPI BELUM LAGI
MEREKA SEMPAT MENYENTUHNYA, SEREMPAK
PULA MEREKA MENARIK TANGAN MASING-MASING, SURUT, TAKUT.
THAMRIN
Kenapa kita takut? Bangke ini ... Bukan pimpinan lagi. Die udah kagak bisa kayak dulu.
Gebuk kapan dia mau ...
POHAN TAMPIL, BICARA DENGAN
MENUNJUKKAN GENGSI
POHAN
Aku nggak takut.
YANG LAIN
Aku juga nggak
takut.
THAMRIN
Kalau begitu ayoh buka!
YANG LAIN
Ayoh ...
HATI-HATI SEKALI, MEREKA KEMBALI MENGULURKAN TANGAN MASING- MASING.
TAPI KETIKA MEREKA
BARU AKAN MEMBUKA
PENUTUP KERANDA ITU, SUARA KAKI KEMBALI TERDENGAR MELINTAS, MEMBUAT MEREKA SEREMPAK
MENGURUNGKAN NIATNYA.
MEREKA PURA-PURA SIBUK MELAKUKAN TUGAS
MASING-MASING. TAPI BEGITU SUARA KAKI ITU MENGHILANG, THAMRIN KEMBALI MEMPENGARUHI
MEREKA.
THAMRIN
Mandor sialan ! Ayoh ....
YANG LAIN
Ayoh ....
MEREKA KEMBALI MENDEKATI
KERANDA.
MELIHAT HARUN BEGITU BERSEMANGAT, YANG LAIN
MEMBIARKAN SAJA HARUN MEMBUKANYA
SENDIRI, SEMENTARA MEREKA HANYA MEMPERHATIKAN. TAPI BELUM APA-APA,
HARUN SUDAH LONCAT,
BERLARI MENJAUHI
KERANDA,
KETAKUTAN.
HARUN
Busyeeet!!
SEMUA
Kenapa Run?
SUASANA JADI TEGANG.
HARUN TAMPAK BEGITU
KETAKUTAN DAN SULIT
MENJELASKAN APA YANG DILIHATNYA.
SEMUA
Kenapa?
HARUN
Jangan-jangan dia belum
mati ...
JAWABAN HARUN MEMBUAT
SEMUANYA SEMAKIN TEGANG
SEKALIGUS PENASARAN.
SEMUA
Kenapa?
HARUN
Dia tersenyum ....
KECUALI KIMIN, SEMUA TERTAWA TERPINGKAL-PINGKAL.
YANG LAIN
Ha ha ha -----
TERDENGAR PIRING JATUH
DI ARAH BELAKANG,
MEMBUAT TAWA MEREKA
TIBA-TIBA TERPUTUS.
THAMRIN
13 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
RUN, RUN .... Itu sih sudah bawaan dia dari lahir. Sampai
matipun dia bakal tersenyum ....
Ayolah ...
HARUN
Ntar dulu!
THAMRIN
Kenape?
HARUN MENATAP KIMIN
YANG SUDAH BERDIRI
DISAMPING KERANDA DENGAN WAJAH BERDUKA.
HARUN
Kasi dulu Pak KIMIN kesempatan!
THAMRIN
Emang kenape Pak KIMIN?
HARUN
Lo nggak liat tuh air mata?
TAHMRIN DAN HARUN MENDEKATI KERANDA, BEGITU JUGA
POHAN. PERHATIAN MEREKA LEBIH TERTUJU PADA PERILAKU KIMIN. TAPI BEGITU KIMIN MENYINGKAP KAIN PENUTUP KERANDA
ITU, MEREKA TERKEJUT
DAN MENJAUH SAMBIL MENUTUP HIDUNG MASING-MASING.
SEMUA
Iiiiiihhhh -----
KIMIN
Bapak Sepuh, Pak Sepuh
... Oalah
Pak Sepuh ...Kok pucat kaya ngono toh Pa
Sepuh ...
BASA-BASI KIMIN, MEMBUAT POHAN
BENAR-BENAR KESAL.
POHAN
Alah ... sudahlah Mas KIMIN ...
KIMIN
Masakke ...
POHAN
Sudah mati dia itu ...
KIMIN
Aku paling seneng
kalau dia ngomong
soal sapi.
JENGKEL, POHAN AKHIRNYA
MENARIK KIMIN DARI DEKAT KERANDA,
MENJAUH.
POHAN
Sudah mati dia itu Mas Kimin
...
Tak perlu lagilah kau munafik begitu menjilat-menjilat ...
Besok, kalau Pimpinan
baru itu sudah terpilih,
boleh bakat
penjilatmu itu dikembangkan
...
SUARA KAKI ITU MENDEKAT MEMASUKI PENDOPO. SEREMPAK
MEREKA KEMBALI SIBUK.
SEORANG MANDOR MASUK DENGAN
SIKAP SIAGA SEKALIGUS
PONGAH, MEMBUAT POHAN CS MENJADI
GELI SEKALIGUS MUAL.
MANDOR
Bapak-bapak, harap dipercepat. Ibu Haryati sedang
menuju kemari.
MANDOR KELUAR. THAMRIN,
POHAN, HARUN DAN KIMIN MENATAP
KEPERGIAN MANDOR
DENGAN TATAPAN JENGKEL
SEKALIGUS GELI.
POHAN
Bah .... Seperti Mandor di jaman penjajahan............................................... Awak nyapu ini bukan berarti
awak tukang
sapu ... Sukarela ini ...
POHAN, HARUN, TAHMRIN DAN KIMIN MENYELESAIKAN TUGASNYA DENGAN TERGESA. MENGATUR KURSI, MELETAKKAN
KERANDA DITRMPATNYA, LALU BERSAMA-SAMA KELUAR.
DUA
SUASANA BERUBAH MURUNG. SUARA “LAILLAH HAILLAH”
KEMBALI TERDENGAR. HARYATI
MASUK. IA DARI TEMPAT AGAK BERJARAK IA MENATAP SEKELILING, LALU TERFOKUS PADA KERANDA DIMANA JASAD AYAHNYA TERBARING. IA PERLAHAN MENDEKATI KERANDA ITU, LALU MENGITARINYA SAMBIL MENEBAR
BUNGA DISEKELILING KERANDA
ITU. MULUTNYA MENGELUH SEDIH MENYESALI KEPERGIAN
AYAHNYA.
HARYATI
Aku tidak tahu bagaimana harus mengibaratkannya
Ayah ..... Terlalu buruk dan terlalu menakutkan. Aku bahkan tidak tahu bagaimana dia berubah. Semua berjalan begitu
tiba-tiba
..... Puja-puji yang dulu di hampir setiap detik memenuhi
rongga telinga itu, berubah jadi caci-maki .... Apa yang dulu mereka elu-elukan itu kini mereka jadikan bahan ejekan.
Dilecehkan. Dihina sehina-hinanya .....
Seluruh
hasil jerih payahmu
dulu sirna Ayah........................................... Dengan keji, mereka membuatmu
seolah tak
pernah ada. Dan lihat akibatnya
pada anak-anakmu................................................. Pada anak cucumu yang dulu kau
besarkan
dengan cinta
dan kemurahan hati itu ..... Mereka kucar-kacir ketakutan .....
Tapi aku ada disini
Ayah. Aku disini untuk menjagamu. Aku disini untuk
mempertahankan martabatmu ....
SURTI MEMASUKI PENDOPO.
IA TERKEJUT MENYAKSIKAN KEADAAN
15 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published
: http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI. IA MENDEKATI
HARYATI, DAN DENGAN HATI-HATI MEMBUJUKNYA.
SURTI
HARYATI .....
DIBUJUK BEGITU, HARYATI MALAH SEMAKIN
SEDIH. IA SUJUD DI LANTAI,
MEMPER-MAINKAN BUNGA-BUNGA YANG TADI DITABURNYA DISANA SAMBIL
TERUS BICARA.
HARYATI
Mereka boleh merampas
apa saja dari tanganmu Ayah........................................... Mereka boleh mencoret catatan
emas yang telah kau ukir dengan gemilang dalam sejarah dan waktu. Tapi kehormatanmu .....
Tidak. Aku tidak akan membiarkan mereka melakukan ini padamu ....
Dengan segala pengaruh
yang masih aku miliki, aku bersumpah Ayah ..... Aku akan membuka
mata mereka lebar-lebar................................. Aku akan membuat mereka tepekur disini,
memberangkatkanmu
dengan doa-doa, memberangkatkanmu dengan penghormatan. dengan bunyi sirene
dan dentuman - dentuman meriam
....
SURTI IKUT SUJUD DAN KEMBALI
MEMBUJUK.
SURTI
HARYATI!
HARYATI TAMPAK TIDAK
INGIN DIGANGGU. IA BANGKIT, MENJAUH.
TETAPI SURTI TERUS MENGEJARNYA.
SURTI
Bukankah kita sudah
sepakat, kau di dalam, dan aku menunggu
disini?
HARYATI
Aku berubah pikiran
SURTI.
SURTI
Kenapa?
HARYATI
Karena aku pikir,
ini tanggung jawabku.
Sepahit apapun, aku akan terus disini. Aku akan bertahan disini.
SURTI
Aku sahabatmu HARYATI. HARYATI TERUS
MENGHINDAR.
SURTI
Itulah gunanya sahabat. Mengambil alih hal-hal yang tersulit yang harus
kau hadapi.
BUJUKAN SURTI MEMBUAT
HARYATI SEMAKIN JENGKEL.
HARYATI
Ini tidak sulit SURTI . Ini samasekali tidak sulit. Menunggui kursi-kursi kosong disana.
Mengharap mereka datang dan tak kunjung datang.
Mengingat bagaimana dulu mereka
bersimpuh
didepan Bapak, memuji-muji, menjilat. Lalu membayangkan bagaimana sekarang
mereka mencibir
tidak tahu terimakasih ---- Itu baru menyakitkan.
SURTI
HARYATI ....
HARYATI
Pergilah, sahabat ! Aku akan disini.
Aku akan menunggu
dan menghadapinya disini
.....
SURTI
HARYATI ....
DOMKY, ANJING KESAYANGAN PAK SEPUH MEMASUKI
PENDOPO. KEHADIRAN DOMKY MEMBUAT
HARYATI JADI MENDADAK CERIA. IA MENGHAMPIRI DOMKY.
HARYATI
Kau lihat itu DOMKY? Semua akan berjalan lancar.
TIDAK TAHAN MELIHAT
PERILAKU SAHABATNYA, SURTI AKHIRNYA KELUAR.
HARYATI
Bisa kamu bayangkan bagaimana
semaraknya tempat ini nanti? Berapa banyak orang yang
berhutang
budi pada Bapak Sepuh di masa hidupnya
DOMKY ...
Berapa banyak yang usahanya
atau kehidupannya Beliau
selamatkan ...
Beliau dukung? Beliau
lindungi? Sebanyak itulah nanti orang-orang yang akan memenuhi tempat ini. Semarak,anggun ... dan indah ...
KURANG YAKIN PADA UCAPAN HARYATI,
DOMKY MELIRIK.
HARYATI
Ya, indah .... Indah adalah
kata paling tepat.
Itulah arti semua
ini ... Iyakan DOMKY?
HARYATI KEMBALI KE SISI KERANDA, BICARA DENGAN BANGGA DAN MEYAKINKAN.
HARYATI
Hari adalah hari dimana seluruh
amal kebaikannya akan dikenang -----
Hari dimana kebesaran
dan jasa-jasanya pada kemanusiaan diberi penghormatan yang sepadan ....
HARYATI MENDEKATI DOMKY. DOMKI DENGAN
MANJA MELETAKKAN TUBUHNYA
DILANTAI SAMBIL MEMAINKAN
EKORNYA. HARYATI DUDUK DISAMPING
DOMKY, MENGUSAP-USAP KEPALANYA.
17 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI
Jangan menggeleng-gelengkan kepalamu seperti itu Domky Tidak ada yang bisa menyangkal
jasa besar Bapak pada fakir miskin. Itu tertera dalam penghargaan yang ia
terima. Dia pahlawan
SAMBIL MENGELUARKAN BUNYI/SUARA-SUARA KECIL, MENGIBAS-
NGIBASKAN
EKORNYA, DOMKI MENINGGALKAN HARYATI, MENGHINDAR. SIKAP DOMKY MEMBUAT HARYATI GUSAR DAN GERAM TAPI IA TAMPAK
BERUSAHA MENAHANNYA
HARYATI
Kenapa Domky? Kamu ikut meragukannya sekarang ?
SURTI MUNCUL LAGI.
SEPERTI MENDADAK LEPAS DARI SIKAP DAN
KARAKTER YANG DIRANCANGNYA, HARYATI TIBA-TIBA BANGKIT DAN DENGAN TERGESA MENGHAMPIRI SURTI. WAJAH TENANG
DAN DINGIN YANG SEJAK TADI DIPERANKANNYA MENDADAK SIRNA. IA
MENATAP SURTI DENGAN KECEMASAN.
HARYATI
Bagaimana?
SURTI GAGAP TIDAK MAMPU MEMBERI
JAWABAN.
HARYATI
Tidak ada televisi ? Wartawan koran ? Majallah?
DIDESAK BEGITU SURTI SEMAKIN GUGUP
HARYATI
Bagaimana dengan telepon?
SURTI
Belum ....
HARYATI
Faximail?
SURTI
Belum ...
HARYATI
Kau sudah membeli
Koran ?
SURTI
Sudah dan sudah
membaca semua ----
AIR MUKA HARYATI
BERUBAH MURUNG. BERITA
YANG DISAMPAIKAN SURTI MEMBUAT HARYATI MULAI LEPAS KENDALI.
IA BERGERAK KESANA-KEMARI, FRUSTRASI.
HARYATI
Pergilah .... Tinggalkan aku ...
SURTI
Haryati .....
HARYATI
Sahabat, tinggalkan aku .....
SURTI AKHIRNYA TERDIAM.
DALAM PADA ITU, BERITA YANG DIBAWA SURTI
IKUT PULA MENGGELISAHKAN DOMKY, MEMBUATNYA MENGELUARKAN SUARA-SUARA YANG ANEH. HARYATI
MENDEKATINYA, MENENANGKANNYA.
HARYATI
Jangan terlalu dipikirkan! Jangan belum-belum kita sudah berprasangka ... Keterlambatan seperti ini lumrah saja. Ini
bisa jadi hanya masalah teknis. Kemacetan
lalu lintas mungkin. Kemacetan satelit -----
KETIKA HARYATI MEMBALIK TUBUHNYA, IA TERKEJUT
MELIHAT SURTI MASIH DISANA.
IA MELANGKAH MENDEKATI SURTI.
IA BERDIRI DIHADAPAN SURTI HAMPIR MENEMPEL.
HARYATI
SURTI !! Apa sebenarnya ini SURTI ?
SURTI TIDAK MENANGGAPI HARYATI. MATANYA TAK PUTUS-PUTUS MENATAP PADA DOMKY. HARYATI
MENINGGALKAN SURTI LALU MENGHAMPIRI DOMKY.
HARYATI
Orang-orang berkata, “Seekor
anjing selalu lebih memahami majikannya
ketimbang seorang
sahabat”.
SURTI TIDAK TERSINGGUNG. IA TETAP BERTAHAN.
DILAIN PIHAK, MERASA DIBELA, DOMKY JADI KURANG AJAR. IA MENGGONGGONG SURTI, KENCANG. SIKAP
DOMKY YANG KURANG
AJAR MEMBUAT HARYATI
MARAH.
HARYATI
DOMKY !! Duduk! Duduk kamu!!
19 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published
: http://banknaskah-fs.blogspot.com/
DOMKY PATUH. IA MENJAUH, LALU DUDUK. SEMENTARA ITU HARYATI KEMBALI
MENDEKATI SURTI, MEMBUJUKNYA.
HARYATI
SURTI pergilah! Ini hanya soal waktu. Tak
lama lagi, ucapan bela - sungkawa
berduyun-duyun datang, dan kau akan kalang kabut menghadapinya. DOMKY KEMBALI
MENGELUARKAN SUARA, PROTES.
HARYATI
SURTI, pergilah ....
SURTI AKHIRNYA KELUAR. HARYATI KEMBALI KE DOMKY, MARAH.
HARYATI
Kamu kira apa yang kamu lakukan itu hebat DOMKY? Menggonggongi sahabatku?
Menjagaku ..... Melindungi aku .... Itu memang tugasmu
Domky. Itu tugas seekor anjing.
Tapi menakut-nakuti Sahabat
terdekatku?
DOMKY BERPUTAR-PUTAR, TIDAK PUAS.
HARYATI
Kenapa? Apa yang kamu
risaukan? Kalau nanti ternyata berita-berita
sungkawa itu tak satupun datang, seperti di masa lalu, kita
masih bisa menyiasati itu. Untuk
memenuhi rasa ingin tahu media massa misalnya, kita bisa membuat
rekayasa................................... Bukankah
rekayasa adalah
keahlianmu Domky?
DOMKY MEMBUAT GERAKAN,
MENUNJUKKAN IA KEBERATAN.
HARYATI
Tidak ada salahnya
menggunakan cara-cara lama kan?
DOMKY MEMPERTEGAS KEBERATANNYA DENGAN MENGELUARKAN GONGGONGAN, MEMBUAT HARYATI
TERTAWA GELI, MENGEJEK.
HARYATI
DOMKY ... DOMKY ... Aku ingat, bagaimana
dulu kau begitu muka tebal,
ketika kau dengan kekuasaan yang kau miliki
berhasil merobek-robek
perasaan
begitu banyak orang................................................ Demi Tuhan DOMKY, waktu itu, bahkan
dimataku kau
betul-betul ajing.
DOMKY MENGGONGGONG KERAS
SEKALI, MENGEJUTKAN HARYATI.
HARYATI SURUT
CEPAT, MARAH.
HARYATI
Kenapa kau DOMKY?
Hah? Ingin menyangkal? Sebagai penjaga gawang,
sebagai
penjaga pundi-pundi, itulah yang kalian lakukan
dulu bukan ? “Asal Bapak senang........................................................ ”
DITELANJANGI BEGITU, DOMKY MENJAUH. SEPERTI
ANJING YANG SEDANG
NGAMBEK IA
DUDUK SAMBIL
MENYEMBUNYIKAN MUKANYA.
HARYATI
Aku ikut memang mendapatkan keuntungan
dari kelakuan kalian itu................................................. Tapi tidak berarti
aku menghormati perbuatan
seperti itu. Bisa kamu bayangkan DOMKY, apa kira-kira
yang akan
terjadi kalau orang-orang itu tidak
sudi memaafkanmu ?
DOMKY BERLARI KE KAKI KERANDA,
MERINGKUK DISANA, MEMBUAT
HARYATI SEMAKIN
TERHIBUR.
HARYATI
DOMKY ... DOMKY
....
HARYATI AKHIRNYA MENDEKATI DOMKY, MEMBUJUKNYA.
HARYATI
Itu kan dulu DOMKY. Aku tahu kau sedang berusaha
berubah sekarang. Berusaha
menjadi anjing yang lebih beradab. Dan aku tidak akan
mengatakan aku lebih baik dari
kau. Aku hanya lebih pintar.
Aku tahu akhir seperti ini akan datang
cepat atau lambat,
aku persiapkan.
Tidak akan ada bukti aku punya
kejahatan yang merugikan seseorang. Bukti-bukti yang ada hanya akan menunjukkan betapa selama ini aku berjasa banyak. Jadi jangan salahkan kalau orang-orang merasa aman berada disekitar
Haryati.
HARYATI SEPERTI TIBA-TIBA MENYADARI KALAU UCAPANNYA
ITU TIDAK SESUAI DENGAN KENYATAAN. WAJAHNYA BERUBAH MURUNG. IA DUDUK
DISALAH SATU KURSI UNTUK
MENGUATKAN DIRINYA, DAN BERUSAHA AGAR
BICARANYA KEMBALI TEGAR.
HARYATI
Tapi DOMKY.... Demi Tuhan,
aku akan bahagia sekali kalau orang-orang itu
punya cukup kelapangan
hati memaafkanmu. Dan bukankah kita orang-orang yang berjiwa
besar ?
HARYATI TIBA-TIBA TERTAWA
SENDIRI, TERTAWA KECIL. IA MENGHAMPIRI KERANDA,
MENGITARI KERANDA ITU DENGAN SIKAP TIDAK MENENTU. SEOLAH TAHU APA YANG SEDANG
DIALAMI HARYATI, DOMKY
DUDUK
MENJAUH, MENATAP
HARYATI DENGAN TATAPAN
LUGU.
HARYATI
Jiwa besar.... (TERTAWA PEDIH) Pada Bapak Sepuh aku selalu menjanjikan itu DOMKY.
Itu semacam rahasia
buat kami. Rahasia
yang kami simpan
secara terhormat. Bahwa
kematian, adalah hal paling
penting dalam kehidupan.
Disitulah nikmat menggeluti kehidupan ini, DOMKY ... Betapa kehidupan yang kita
pertaruhkan habis-habisan ini, tidak
lebih adalah mengurusi
kematian.
Bahwa sebanyak-banyaknya upacara....................................... Sebanyak-banyak penghormatan, pesta, sanjungan
yang
kita peroleh dan kita alami dalam kehidupan kita, pada akhirnya, yang kita tunggu-
tunggu itu tak lain adalah Pesta Kebesaran
yang satu ini.
21 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published
: http://banknaskah-fs.blogspot.com/
TERDENGAR SUARA-SUARA GADUH
DI KEJAUHAN. AIR MUKA HARYATI
BERUBAH, TEGANG.
MATANYA MENCARI-CARI, BINGUNG
....
HARYATI
Apa itu?
HARYATI MENGITARI PENDOPO,
PANIK.
HARYATI
Apa itu?
HARYATI BERTERIAK-TERIAK MEMANGGIL
MANDOR.
HARYATI
Mandor !! mandor
!!
MANDOR SEGERA MUNCUL,
DISUSUL SURTI.
HARYATI
Apa itu Mandor?
MANDOR KEBINGUNGAN.
HARYATI
Apa yang mereka
lakukan itu?
MANDOR
Orang-orang berkumpul di Pendopo Utama.
HARYATI TERKEJUT BUKAN MAIN. IA MEMUTAR TUBUHNYA
CEPAT, IA GUSAR.
IA MENATAP MANDOR,
SEPERTI HENDAK MENELANNYA.
HARYATI
Untuk apa?
MANDOR
Menghadiri Pemilihan pemimpin
baru itu.
BEBERAPA
SAAT HENING.................................... HARYATI
MEMBALIK TUBUHNYA, MENATAP
JAUH, SUNYI.... SUARANYA TIBA-TIBA TERDENGAR KEJAM.
HARYATI
Mereka bahkan tidak
menunggu hingga Bapak dikebumikan. Kalau saja umur tak ada
batasnya
.... Dia pantas
memimpin negri ini tanpa batas............................................... Kalau saja umur tak ada
batasnya ....
Ia pantas memimpin
Negri ini sampai
Bumi ini kelak berhenti berputar. Mereka dengan telanjang bulat menunjukkan kebodohannya. Ketidak arifannya.
Menunjukkan betapa mereka sama sekali
tidak memahami arti balas budi. Arti terimakasih? Orang tua ini
telah mempertaruhkan hidupnya
semata- mata demi kemanusiaan ... Dan yang ada disini
... Satu-satunya mahluk yang ada disini,
seekor anjing.
DOMKY PROTES. IA LONCAT SAMBIL MENGGONGGONG KERAS
SEKALI, MEMBUAT HARYATI
SADAR IA TELAH MELUKAI
HATI ANGJING YANG SETIA ITU. DENGAN
PERASAAN BERSALAH HARYATI MENDEKATI DOMKY, MENCOBA MENJELASKAN.
HARYATI
Maafkan
aku DOMKY... Aku sama sekali tidak bermaksud
menyakiti hatimu. Aku hanya
terlalu
marah. Mereka teriak-teriak tentang hak bicara,
tentang kebebasan berpendapat. Kau yakin DOMKY, semua orang sependapat dengan mereka ? Memilih
menghadiri Pelantikan Pemimpin
Baru itu, ketimbang hadir dalam upacara
yang mulia seperti
ini?
Tidak.
Aku tidak yakin itu DOMKY.
Aku tidak yakin itu.................................. Penciumanku terlalu
sempurna untuk dikelabui.
Demi Tuhan aku mencium bau pemaksaan................................................ Pada saat mereka seharusnya tepekur disini.
Mereka mengadakan pesta pora menertawakan Orang tua ini...
SUARA-SUARA ITU
TERDENGAR SEMAKIN JELAS. HATI-HATI SURTI
MELANGKAH MENDEKATI HARYATI,
LALU MENYAPANYA LEMBUT.
SURTI
HARYATI ....
HARYATI CEPAT MENGHINDAR. MUKANYA MARAH, TIDAK
INGIN DIKASIHANI.
HARYATI
Kita akan memulai upacara ini SURTI! Sekarang!
MELIHAT SURTI TIDAK MELAKUKAN APA-APA,
HARYATI TERSINGGUNG.
HARYATI
Ada apa ini SURTI?
SURTI
Jangan lakukan ini!
HARYATI
Apa?
SURTI
Jangan membohongi dirimu
seperti itu.
HARYATI SURUT. IA PANIK. IA TERTAWA GETIR.
HARYATI
Lihat! Sahabatku ....
Sahabat terdekatku.......................................... Menjadi orang yang pertama
yang dengan
telak menuding betapa aku tidak lagi punya gigi.
23 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI TIBA-TIBA BERTERIAK-TERIAK. DIA SEMAKIN RIDAK MAMPU MENGUASAI DIRINYA.
HARYATI
Aku ingin upacara ini dilangsungkan sekarang
SURTI. SURTI BERDIRI
KAKU, KEBINGUNGAN
HARYATI
Sekarang Surti ! Sekarang !!
SESAAT HARYATI TERDIAM.
IA LALU SEPERTI MENCARI-CARI. IA MERASA MENDENGAR SUARA ORANG-ORANG YANG SEDANG BERNYANYI, PILU
ORANG-2
Aku digiring menjadi
penipu.
ORANG-2
Aku ditempa menjadi
Koruptor. Aku dihasut
mengingkari hati nurani.
(DIULANG-ULANG)
HARYATI MEMUTAR TUBUHNYA PERLAHAN, MENATAP TAKJUB SEKELILINGNYA. IA (SEPERTI)
MELIHAT SEGEROMBOLAN ORANG. ADA YANG BERNYANYI. ADA YANG MENGUCAPKAN KALIMAT-KALIMAT
SECARA BERSAMAAN / KOOR
( SEBENARNYA, APA YANG IA KIRA DILIHATNYA ITU ADALAH HALUSINASI HAYALANNYA SEMATA)
HARYATI
SURTI !! Kau dengar
itu SURTI? Kau
dengar suara-suara itu?
HARYATI TIBA TIBA MEMUTAR TUBUHNYA
LALU BICARA BERSEMANGAT
HARYATI
Dupa! Aku membutuhkan dupa .....
TIDAK TAHAN MELIHAT
SURTI YANG MASIH BERDIRI KAKU, KEBINGUNGAN, HARYATI BERTERIAK MEMANGGIL MANDOR.
HARYATI
Mandor.... (BERTERIAK) Ambilkan
aku dupa!
MANDOR BERLARI KELUAR.
SURTI SENDIRI TAMPAK MASIH TIDAK TERPENGARUH. IA TAMPAK YAKIN BETUL BAHWA SEMUA ITU HANYALAH HAYALAN
HARYATI.
DOMKY BERPUTAR MENGELILINGI PENDOPO, SEPERTI HENDAK
MEMERIKSA APA YANG DIALAMI
HARYATI.
HARYATI
Kau dengar itu SURTI ? Kau dengar suara-suara itu sahabat ? Orang-orang
berzikir . Mereka
berzikir Surti. Suara itu menggemuruh ....
MANDOR MASUK DENGAN DUPA, MENYERAHKANNYA PADA
SURTI. KETIKA HARYATI MELIHAT SURTI
MENGGENGGAM SAJA DUPA DI TANGANNYA
DAN TIDAK MELAKUKAN APA-APA, IA BERTERIAK MARAH SEKALI.
HARYATI
Surti! Ayo! Mulai
SURTI AKHIRNYA PATUH. IA MENELANGKAH DAN MULAI MENGITARI PENDOPO. DIBELAKANG SURTI HARYATI MENYUSUL. IA BICARA SEPERTI SIKAP ORANG SEDANG BERZIKIR. KALIMATNYA LURUS-LURUS, TANPA KOMA, TANPA TITIK.
SUARANYA KUAT, LANTANG.
HARYATI
Adakah sungkawa yang lebih dalam dari sungkawa
seperti ini ... Ketika
orang-orang serempak meratap menangisi kepergiannya . Ketika orang-orang berduyun-duyun menuju rumah duka, dan pasar-pasar, pusat-pusat kota menjadi hening.
Sunyinya menegakkan
bulu roma ...
SEBUAH SUARA TAWA TERDENGAR DIKEJAUHAN, KADANG MIRIP RATAPAN,
KADANG MIRIP EJEKAN.
BEBERAPA KALI HARYATI TAMPAK TERSENDAT, TERGANGGU …
HARYATI
Adakah kala lebih indah selain
mengenang amal kebaikannya................................... Mengenang bagaimana
dengan lembut ia mengulurkan tangannya
pada mereka yang kelaparan .... Kepada mereka
yang hidupnya
merana, tertindas oleh ketamakan dan keserakahan ...
SUARA TAWA ITU MEMEKIK DAN SEMAKIN TAJAM DAN
TERDENGAR MENGEJEK. HARYATI
MENGHENTIKAN UPACARANYA. MATANYA MEMANCARKAN API KEMARAHAN, MENCARI.
IA MENJADI MARAH
SEKALI MENYAKSIKAN DOMKY TERTIDUR DI KURSI DAN TIDAK MELAKUKAN APA- APA.
HARYATI BERTERIAK MEMAKI DOMKY DENGAN SOROT MATANYA
YANG TAJAM,
LIAR.
HARYATI
Dasar kamu Domky!! Domky
!!
DOMKY, MASIH DIATAS KURSI MENGGERAK-GERAKKAN KEPALA DAN TUBUHNYA, TERKESAN MALAS, JUGA TERKESAN
MENGEJEK. HARYATI MARAH
LUAR BIASA. IA BERTERIAK MEMANGGIL ANJINGNYA
HARYATI
25 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Domky !! (BERTERIAK)
BERTOPANG PADA KEDUA
KAKI DEPANNYA, DOMKY MENGANGKAT TUBUHNYA BAGIAN DEPAN, TEGAK.
IA MENATAP KESEKELILILING.
HARYATI
Aku sedang melakukan
upacara DOMKY................................................. Dan kamu duduk saja disitu, membiarkan saja
keparat itu menghina
upacaraku.
DOMKY AKHIRNYA KELUAR.
TAK LAMA SETELAH
ITU, TERDENGAR SUARA DOMKY
MENYALAK KERAS, DAN TAWA ITU AKHIRNYA LENYAP. HARYATI TAMPAK LEGA DAN KEMBALI MENERUSKAN UPACARANYA.
HARYATI
Adakah mahakarya yang pernah dicipta selain
simponi seindah ini?
Ketika bunyi terompet
dan dentuman meriam
bersahut-sahutan menembus angkasa
...
Ketika Azan dikumandangkan dan Lonceng-lonceng Gereja
bertalu-talu membelah langit,
meluruskan perjalannya menuju
keabadian.................................... Ketika Azan dikumandangkan dan Lonceng-
lonceng Gereja bertalu-talu membelah langit, meluruskan perjalannya menuju keabadian ...
TIGA
HARYATI, DIIKUTI SURTI, BERSILA DIATAS PERMADANI,
DIAM. CAHAYA PERLAHAN MEREDUP. SEORANG
PEREMPUAN TERDENGAR BERNYANYI.
PENYANYI
Amuk samudra menerpaku, aku hadapi, aku tak
terdampar. Terjal gunung
menghadangku, aku hadapi,
aku tak tersungkur
Kutatap matahari, aku beri ia senyum Aku tak mengering ...
Aku tak meleleh ...
Disini, berdiri menatap cerminMu, aku terhenyak............................................ Dengan mata telanjang aku saksikan
harkat orang-orang dirampas
Aku saksikan kemerdekaan dicabik-cabik Aku saksikan
popor senapan mengamuk
tak kenal iba. Aku digiring
menjadi penipu
Aku ditempa menjadi koruptor
Aku dihasut mengingkari hati nurani
Siapakah aku .... Yang tak mampu menangkap
kejujuran di bola mataku Daya hidupku sirna
Pikiran tak mampu mengasah akal budi Langkah-langkahku
bimbang tak memakami kemerdekaan
Siapakah
aku..... Yang tak mampu mengungkap kejujuran dalam pikiran
Daya kidupku sirna,
Pikiran tak mampu
mengasah akal budi Langkahku bimbang
tak memahami kemerdekaan
SEPANJANG LAGU INI, HARYATI TAMPAK MEMEJAMKAN
MATANYA. PERASAAN DAN PIKIRANNYA BERKECAMUK. KEPALANYA DIHANTUI
OLEH
BERBAGAI KETAKUTAN. DENGAN PERASAAN CEMAS IA MENYAKSIKAN ORANG-ORANG MEMASUKI PENDOPO
DAN MENGITARI PENDOPO ITU DENGAN MEMBUAT PUTARAN-PUTARAN, BESAR, KECIL.
DIA MEDENGAR SUARA-SUARA YANG MENGEJEK.
YANG MEMBUATNYA PALING
MARAH, IA MELIHAT
ROMBONGAN MANUSIA BERMUNCULAN, MENGUNGKIT-UNGKIT MASA LALU AYAHNYA.
ORANG-ORANG , SENDIRIAN
MAUPUN BERROMBONGAN, MELINTAS
SAMBIL MEMBOPONG MAYAT-MAYAT. APA YANG DULU DIMASA HIDUP AYAHNYA SERING DITERIAKKAN ORANG, SEPERTI KEMBALI MENGGUGAT DI PENDOPO ITU, DAN SEMUA ITU MEMBUAT
HARYATI BETUL-BETUL MERASA TERTEKAN.
PEREMPUAN 1
Tanah ini tanahku... Tanah yang diberikan
leluhurku untuk aku hidup aman. Untuk anak cucuku tumbuh
dan hidup tentram.
Aku tidak akan membuka telingaku untuk mendengar alasan
tuan-tuan.
PEREMPUAN 2
Tidak untuk kepentingan masyarakat banyak .... Tidak untuk kemajuan ....
Tidak untuk pembangunan .... Tidak. Tidak !! Langkahi
dulu mayatku... Setelah
itu........................................................ ,
tuan-tuan
boleh menggusurku dari tanah ini. Tuan-tuan boleh sekalian mengaduk darah dan airmataku demi mewujudkan impian
dan nafsu tuan-tuan.
TERDENGAR SUARA-SUARA KERAS, SEPERTI SEDANG TERJADI PENGANIAYAAN MASSAL. HARYATI
TIBA-TIBA MEMBUKA MATANYA,
TAKUT. DISUSUL SUARA ORANG-ORANG BERTERIAK-TERIAK MENYEBUT ALLAH, MEMAKSA HARYATI BANGKIT, PANIK. SURTI IKUT BANGKIT, BINGUNG
MELIHAT PERILAKU DAN KEBINGUNGAN HARYATI. PADA SAAT YANG SAMA DOMKY MASUK KEMBALI,
JUGA BINGUNG.
SURTI
Ada apa?
HARYATI
Orang-orang itu ....
SURTI
Orang-orang yang mana?
HARYATI
Suruh mereka meninggalkan tempat ini. Suruh mereka berhenti
menghina dan memfitnah
Ayahku....
SURTI TERPAKSA MEMBENTAK HARYATI KERAS.
SURTI
Haryati........ Tidak ada siapa-siapa disitu.
27 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published
: http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI MERAGUKAN APA YANG DIKATAKAN SURTI, BAHKAN JADI MENCURIGAI
SAHABATNYA ITU IKUT BERSEKONGKOL.
HARYATI
Orang-orang secara terbuka
mengejek Ayahku, Menjatuhkan martabatnya, dan kau sahabat, Mengatakan ‘tidak ada siapa-siapa disitu’ Seolah-olah aku ini sinting?
Sahabat macam apa kau Surti ----
SURTI
Haryati -----
SURTI BETUL-BETUL SEDIH. IA MENGULURKAN TANGANNYA HENDAK
MEMELUK HARYATI TAPI
HARYATI MENEPIS TANGAN SURTI MARAH. PADA SAAT ITU, MANDOR MASUK SETENGAH
BERLARI.
HARYATI
Ada apa Pak MANDOR?
MANDOR
Tentang Jenazah Almarhum - - -
HARYATI
Ada apa? Ada apa dengan jenazah Almarhum
?
MANDOR
Ini sudah hari ke lima.
HARYATI
Tidak ada di negri ini yang lebih setia dari kamu Mandor.
Tapi kenapa ya, orang-orang setia
identik ternyata sangat dengan ketololan?
SURTI TERSINGGUNG. IA MEMBALIK TUBUHNYA SIAP
MENINGGALKAN SAHABATNYA. HARYATI SEMAKIN
PANIK DAN MELAMPIASKANNYA PADA MANDOR
HARYATI
Tolol kamu Mandor ! Tahu nggak ? Aku tidak membutuhkan kamu untuk menyampaikan itu. Bagiku ini bahkan sudah hari ke seratus................................. Keluar!
MANDOR KELUAR MENGIKUTI SURTI YANG SUDAH LEBIH DULU MELANGKAH. PADA SAAT ITU HARYATI MERASA
GEROMBOLAN ORANG- ORANG
YANG MENERORNYA SEMAKIN MENDEKAT. HARYATI TAMPAK PANIK, TETAPI BERUSAHA
KERAS MELAWANNYA.
ORANG-2
Demi kawan-kawan kami ...
HARYATI
Jangan .....
ORANG-2
Demi Orang tua dan Anak-anak
kami ...
HARYATI
Jangan biarkan mereka
melakukan ini ya Tuhan .....
ORANG-2
Demi kerabat dan para kekasih
....
HARYATI
Jangan biarkan mereka mengotori
kepergian Ayahku ....
ORANG-2
Demi darah yang tumpah mengaliri
selokan-selokan............................................... Demi anak-anak
yang berlarian
kebingungan
HARYATI
Tidak .... Itu fitnah .......
ORANG-2
Demi airmata Ibu mereka yang tak lagi kering, yang menyimpan rahasia
dengan hati terluka
... Menggeluti pedih jiwanya dalam kebisuan ... Pilu dan tak berdaya
...
TIBA-TIBA HENING. HARYATI
MENDADAK TEGAK MENYAKSIKAN ORANG- ORANG ITU MENJAUH,
DAN SUARANYA KEMBALI TEGAR.
HARYATI
Mereka datang sesuka hati, pergi sesuka hati................................................. Dan jangan
heran kalau sebentar
lagi mereka
muncul lagi Tapi kita tidak perlu gelisah! Apa yang kita harus lakukan
adalah mencari siasat.
DOMKY TERUS MENERUS GELISAH, TIDAK PAHAM AKAN APA YANG SEDANG
DIALAMI HARYATI.
HARYATI
Dan jangan pernah
berpikir menggunakan cara-cara lama. Menggebuk mereka
ditempat terbuka misalnya
.... Melenyapkan mereka sambil tersenyum-
senyum cuci tangan.
Tidak. Hak-hak istimewa
seperti itu hanya milik
para penguasa dan kita bukan
Penguasa lagi ...
DOMKY BERPUTAR, BINGUNG.
HARYATI
Kau suka atau tidak, Itu fakta kita sekarang DOMKY. “Sejarah berputar” ...
HARYATI KEMBALI MENDEKATI
DOMKY.
HARYATI
29 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Sekarang, pergilah! Datangi
seluruh wilayah di negri ini. Semua. Tanpa kecuali. Lakukan
semacam peninjauan rahasia.
Selidiki dengan cermat,
apakah betul ditangan
Pimpinan baru yang sekarang, keterbukaan itu sudah benar-benar ada? Apa betul kehidupan buruh sudah lebih
manusiawi? Apa betul tidak ada lagi intrik-intrik dalam pengelolaan Organisasi?
Betul kepastian Hukum dan kebebasan berserikat
benar- benar sudah ada? Lalu bagaimana dengan manipulasi, korupsi,
kolusi ... Ha ha ha -----
Mereka kira mudah menjadi Pemimpin,
sekaligus terbebas dari nafsu keingin
mendapatkan segalanya -----
Cari tahu
Domky. Cari tahu semua. Semua hal yang
selama ini dengan gencar mereka tudingkan
pada Pak Sepuh.
Aku tidak tahu siapa Pimpinan baru yang sekarang, DOMKY.
Dan
bagiku, itu tidak penting ....
Tahu apa hal yang paling ingin kudengar
sekarang ini Domky?
Kau ingat, bagaimana dulu mereka menuding keluargaku merampok
keuntungan dari setiap
bidang usaha yang ada ? Gila .... Keluargaku melakukan semua itu demi mereka................................................ Demi
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka............................................... Siapa yang untung, yang jadi senang,
kalau
sebuah Perusahaan menjadi
besar apalagi di mata Dunia ?
Siapa?
Tapi tidak apa ... Kita orang-orang berjiwa
besar. Iyakan
DOMKY? Dan aku akan selalu
berpegang
pada petunjuk Pak Sepuh “Jangan
tangan kirimu sampai mengetahui apa yang diamalkan oleh tangan kananmu”
Ha ha ha ----- DOMKY! Pergilah!
Aku tahu apa yang akan mereka lakukan
setelah ini. Dan hanya dengan
hasil peninjauanmu inilah
nanti kita punya bahan untuk mendepak mereka
dari sini.
HARYATI KEMBALI GELISAH.
IA KEMBALI MERASAKAN
ORANG-ORANG ITU MENDEKAT DAN MENDESAKNYA.
HARYATI
Betul kan DOMKY! Belum lagi mulutku terkatup, mereka sudah muncul
lagi. Pergilah DOMKY!
Sekarang!
DOMKY KELUAR. PADA SAAT ORANG-ORANG YANG MENERROR HARYATI
KEMBALI MUNCUL.
ORANR-2
Dengan mata telanjang, kami menyaksikan harkat Orang- orang dirampas .....
Didepan hidung kami kemerdekaan di cabik-cabik ....
HARYATI MENATAP ORANG-ORANG ITU PENUH KEBENCIAN.
ORANG-2
Dipentas terbuka popor senapan mengamuk,
merenggut nyawa
dan harga diri ....
HARYATI
Tidak!
ORANG-2
Darah tumpah mengaliri selokan-selokan ....
HARYATI
Tidak !! Itu fitnah!
ORANG-2
Nama-nama
Lenyap memperkokoh kursi tuan ....
HARYATI
Itu fitnah!
ORANG-2
Tulang-tulang remuk menunjang gedung-gedung raksasa impian
Tuan ...
HARYATI
Jangan! Jangan kalian lakukan ini ...Itu fitnah .... Itu fitnah............................................... Kalau kalian ingin
membuktikan kalian lebih baik.............................................. Kalau kalian ingin membuktikan kalian lebih menghargai
sejarah, dan lebih lebih punya nurani ...
ORANG-ORANG ITU SUDAH BERGERAK PERGI, TAPI HARYATI
MASIH TERUS MENGELUH, MERADANG.
HARYATI
Kalau betul kalian lebih beradab
----Lebih memahami arti hak azasi Manusia.
Orang
tua ini
berhak pergi dalam damai ...
Orang
tua ini berhak diberangkatkan dengan terhormat...
Dia membangun negri ini dari sebuah negri yang tak berdaya dan meninggalkannya sebagai
negri megah yang disegani
...
ORANG-2
Terpuruk dalam hutang dan
menyengsarakan seluruh rakyat.
HARYATI
Hentikan ini !!!
ORANG-2
Meninggalkan nama-nama yang hilang,
tanpa bekas.
Terluka dan berlumuran darah -----
HARYATI
Demi Tuhan, hentikan
ini !!! Inikah
cara kalian berterimakasih ...
HARYATI SENDIRIAN SEKARANG.
IA MELANGKAH MENDEKATI
KERANDA, LALU BICARA PADA JENAZAH AYAHNYA.
HARYATI
Kalau saja waktu tidak ada batasnya, demi Tuhan, kaulah
yang paling layak memimpin negri ini dimasa
yang bagaimanapun ... Ayah.............................. Seperti di masa lalu, tersenyumlah.
Maafkan mereka
.... Mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat............................................ Mereka tidak tahu apa
yang mereka ucapkan
...
ORANG-ORANG MUNCUL LAGI MENGEJUTKAN HARYATI.
HARYATI PANIK.
ORANG-2
31 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Dengan mata telanjang , kami saksikan
harkat orang-orang dirampas.
Didepan hidung kami,
Kemerdekaan di cabik-cabik ... Di pentas terbuka popor
senapan mengamuk, merenggut nyawa dan harga
diri.......................................... Daya hidup kami lenyap.
Pikiran kami tak mampu mengasah
akal
budi .... Hati kami tak memahami kemerdekaan........................................ Langkah-langkah kami tak mampu
mengungkap kejujuran
pikiran ....
HARYATI TIDAK TAHAN.
IA MENGGELEPAR DAN TERTAWA TAWA.
HARYATI
Kalian pikir kalian
akan berhasil? Kalian
pikir dengan gertakan-gertakan picisan seperti ini kalian akan berhasil menelanjanginya? Tidak! Ayahku terlalu kuat untuk itu.
Kalian mengira kalian
mengenalinya; Kalian
pandang dia dengan
sebelah mata.
Padahal kalian bahkan
tidak tahu kalau
negri yang tak henti kalian
pertengkarkan ini baginya
tak lebih selain pengabdian?
HARYATI TERTAWA NYARING.
HARYATI
Segala bentuk tekanan
kalian lancarkan untuk
menggesernya dari dari kepemimpinannya. Apa dia tergeserkan ? Tidak! Ia pergi dengan legowo.
Ia pergi atas keinginannya sendiri.
PADA SAAT ITU IA MERASAKAN ORANG-ORANG ITU BERGERAK
MENJAUHINYA.
HARYATI
Dia pergi atas kesepakatan
yang ia buat dengan
alam. Bukan atas keinginan kalian.
Apa kalian pikir yang ia lakukan menghadapi fitnah dan penghinaan yang kalian lemparkan
kemukanya selama Ini? Ia tersenyum .....
SEPERTI ORANG SETENGAH
GILA, HARYATI TERTAWA
PANJANG.
HARYATI
Dia tersenyum ... Kalian dengar itu ? Dia tersenyum ... Hanya
tersenyum ...
MANDOR MASUK. HARYATI
TERKEJUT DAN JADI RIKUH.
HARYATI
Ada apa lagi ini MANDOR?
MANDOR
Pak Jendral datang,
Bu Haryati ...
PERLAHAN SEKALI HARYATI MENGANGKAT TUBUHNYA, BANGKIT.
IA MENATAP MANDOR LAMA, SEOLAH
IA TIDAK PERCAYA
PADA APA YANG BARU SAJA DIDENGARNYA.
MANDOR
Pak Jendral datang Bu ......
HARYATI
Aku tahu dia akan datang
... Aku tahu pada akhirnya
dia akan datang
.... Pergilah .....
MANDOR KELUAR.
HARYATI
SURTI !! SURTI !!
GUGUP SEKALIGUS GEMBIRA,
HARYATI MEMANGGIL-MANGGIL SURTI.
SURTI MUNCUL.
HARYATI
Dia datang SURTI. Dia akhirnya dating. DUHA datang
...
SURTI NYARIS TIDAK BERGEMING. IA MENATAP HARYATI
DENGAN TATAPAN KASIHAN.
HARYATI
Kenapa kamu menatapku
seperti itu? Kau tidak pernah percaya dia akan datang kan ? Tapi dia datang sahabat.
Dia diluar sekarang, menunggu aku menyambutnya,
SURTI TETAP TIDAK
BERGEMING.
HARYATI
Pergilah .... Ambilkan
aku kerudung.
SURTI MELEPAS KERUDUNG
YANG SEDANG DIPAKAINYA, LALU MEMBANTU MEMAKAIKANNYA DI KEPALA
HARYATI.
HARYATI
Aku ingin kamu menemani aku disini SURTI ...
TEGAS, DINGIN, SURTI MENOLAK.
IA SURUT KAKU
SURTI
Jangan!
HARYATI TERDIAM. IA MENERIMA DENGAN
PAHIT PENOLAKAN SURTI,
SAHABATNYA, SAMBIL
BERGUMAM HALUS.
HARYATI
Entah kenapa aku begitu bahagia
mendengar DUHA
datang............................................... Laki-laki
yang selama
bertahun-tahun meracuni hatiku dengan cinta---------------------------------- Dengan terang-terangan mencari manfaat
dari kelemahan-kelemahanku. Laki-laki yang secara
terang-terangan telah menghianati keluargaku .... Melukai
hatiku .....
SURTI TETAP KAKU TIDAK BERGEMING
HARYATI
Kau satu-satunya sahabatku Surti ---- Pergilah
sahabat.................................... Tinggalkan aku!
33 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
EMPAT
HARYATI MEMBENAHI DIRINYA.
IA TIDAK INGIN KERAPUHAN DAN DUKANYA TERLIHAT OLEH DUHA. SETELAH
MERAPIHKAN SEKADARNYA SEKITAR
KERANDA JENAZAH AYAHNYA,
IA BERDIRI DISAMPING
KERANDA ITU, MENUNGGU KEHADIRAN DUHA, TEGAR.
DUHA
HARYATI ...
HARYATI
DUHA ...
KEGEMBIRAAN HARYATI MENYAMBUT DUHA, DITERIMA DENGAN
DINGIN OLEH DUHA, MEMBUAT HARYATI
BELUM-BELUM SUDAH MERASA TERBUANG.
DIA MERASA TERPUKUL.
SELANJUTNYA,KALIMAT-KALIMATNYA MENJADI
SETENGAH SADAR, SETENGAH
MELANTUR.
DUHA
Sudah ada yang mengurus Pemakaman?
HARYATI
Sudah. Semua sudah diatasi.
SUARA HARYATI TERDENGAR RESMI, DIIKUTI LANGKAH DAN
GERAK GERIKNYA YANG DISENGAJA
LINCAH. HARYATI KEMUDIAN MELANGKAH MENUJU PERMADANI DAN SUJUD DISANA SESAAT, BICARA SEPERTI DIBUAT-
BUAT.
HARYATI
Permadani untuk kerabat
dan orang-orang terdekat.
SETELAH ITU, SETENGAH
BERLARI, IA MENGHAMPIRI KURSI-KURSI KOSONG YANG TERSUSUN DI SAMPING KERANDA AYAHNYA.
HARYATI
Kursi-kursi untuk tamu-tamu
resmi.
DARI ARAH KURSI-KURSI ITU, HARYATI KEMUDIAN MENATAP
JAUH KE DEPAN, JAUH SEKALI.
IA BERBICARA DENGAN
PENUH SEMANGAT, NAMUN
SUARANYA TERDENGAR
SANGAT MEMILUKAN.
HARYATI
Di kirikanan permadani
panjang ini, dari ujung keujung
kita akan meletakkan bunga-bunga yang datang.
Minuman. Makanan. Semua
sudah disiapkan.
Kita harus bisa memastikan tamu-tamu yang datang nanti
tidak merasakan ini sebagai hari yang berduka. Ini
hari kemenangan, DUHA--------------------------------- Ini pesta.
DUHA
Jam berapa Jenazah
akan diberangkatkan?
HARYATI
Mereka akan datang
....
DUHA
Siapa ?
HARYATI MEMBALIK TUBUHNYA
MENGGENGGAM KEDUA TANGAN
DUHA, SAMBIL BICARA PENUH
EMOSI.
HARYATI
Aku tahu mereka akan datang ...
DUHA
Siapa yang akan dating Haryati
?
HARYATI
Orang-orang ... Saudara-saudaraku .... Para kerabat................................................. Aku tahu pada ahirnya mereka
akan
datang ... Ini hanya soal waktu ...
DUHA
HARYATI
DIDEKATI DUHA, HARYATI
MENGHINDAR CEPAT.
DUHA
Ini sudah hari kelima kamu menunggu ....
HARYATI
Dan aku masih akan terus menunggu.
DUHA
Tidak ada tamu-tamu
yang akan datang
HARYATI.
TERSINGGUNG, HARYATI MENATAP DUHA TAJAM DAN SUARANYA
MENJADI TERDENGAR TAJAM.
HARYATI
Kamu menghina Ayahku ....
DUHA
Tidak.
HARYATI
Apa belum cukup kamu menghinanya selama ini?
DUHA
Aku
tidak bermaksud menghina. Aku hanya ingin kamu mau menerima kenyataan
dan mengikhlaskan Ayahmu
pergi dengan damai.
35 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI SEMAKIN
MUAL MENDENGAR BASA-BASI DUHA. .
DUHA
Haryati... Ikhlaskan dia pergi...
HARYATI MELANGKAH KEARAH KERANDA, BICARA KETUS.
HARYATI
Jangan kamu menasehati aku tentang keikhlasan. Aku tahu apa yang sedang
aku lakukan... Apapun
yang terjadi, Orang tua ini akan diberangkatkan sepadan dengan kebesaran namanya. Kalau kamu tidak sepaham denganku
tentang itu, pergilah
!! Tinggalkan aku!!
DUHA MENATAP HARYATI
DENGAN PRIHATIN.
DUHA
Aku datang untuk
menolongmu Haryati. Tapi aku tidak bisa menolongmu melakukan kesalahan seperti
ini...
HARYATI
Memberangkatkan orang tua ini secara
terhormat menurutmu kesalahan ?
DUHA
Aku tidak mengatakan begitu. Setiap
anak yang tahu cara menghormati Orangtuamya
akan melakukan apa yang kamu lakukan ini...
Tapi ini sudah
hari kelima kamu menunggu .....
HARYATI
Aku mestinya menyadari
ini sejak awal ... Kamu kemari hanya untuk mengungkit masa lalu kita ....
DUHA
Tidak. Aku
hanya ingin mengingatkan bahwa apa yang kamu lakukan ini tidak masuk akal.
HARYATI
Kamu betul-betul tahu cara menyakiti. Kamu menyakiti hatiku,
disaat aku justru
sangat membutuhkan dukunganmu ....
DUHA
Aku disini untuk mendukungmu HARYATI
....
HARYATI
Kamu pendendam DUHA ....
DUHA
Dengar ....
HARYATI
Aku tahu hatimu menyimpan luka dari masa lalu kita yang pahit.
DUHA
Dengarkan aku!
HARYATI
Tapi apa kamu kira aku tidak ikut terluka........................................ Sekarang ini apa yang kupunya selain
penyesalan?
DUHA JENGKEL.
DUHA
Kamu tidak pernah
mau mendengar ...
DUHA MELANGKAH HENDAK
MENINGGALKAN HARYATI.
HARYATI
Jangan tinggalkan aku DUHA ..... Demi masa lalu, jangan
tinggalkan aku ....
DUHA SEMAKIN TIDAK
SABAR. SUARANYA MULAI
MENINGGI.
DUHA
Aku sudah bilang, tidak ada kaitan masa lalu kita
dengan apa yang terjadi disini. Menghormati Orangtua adalah hal yang mulia.
Tapi apa yang kamu lakukan di Pendopo ini, dari sudut apapun,
adalah kesalahan besar.
HARYATI MEMANG TIDAK MAU MENDENGAR. DIA TIBA-TIBA
SUJUD DI HADAPAN
DUHA, MEMOHON.
HARYATI
Demi cinta yang pernah kita miliki, tinggallah bersamaku.
DUHA TIDAK TAHAN. GEMAS, IA MENCENGKERAM KEDUA LENGAN HARYATI,
MENGANGKATNYA BERDIRI.
HARYATI
Temani aku... Demi cinta yang pernah kita miliki...
DUHA TERTAWA SINIS,
GETIR.
DUHA
Kamu tidak pernah memiliki cinta,
HARYATI... Kamu bahkan tidak pernah mencintai apa
-apa Kecuali uang,
kekuasaan, dan kehormatan. Dari sudut pandang
itulah kamu melihat
dan ingin menggerakkan semua...
Termasuk aku...
Kamu tidak perduli
apa impian dan cita -citaku.
Kamu tidak mau tahu apa yang terkandung
dalam hati dan perasaanku. Kamu menempatkan aku di tempat
dimana kamu mau.
Kamu memaksa dan menuntutku menjadi
apa yang------------------------------------ kamu inginkan. Dan kamu tidak perduli
kalau oleh semua itu Aku berlumuran darah, tersandung -sandung Mengikuti setiap sepak terjangmu.
37 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI
Kamu ingin mengatakan bahwa semua itu tidak memberikan apa-apa padamu selain
terluka... Munafik kamu Duha.
DUHA
Ada banyak orang terluka HARYATI.
Ada terlalu banyak
orang yang terluka.
Dan kalau sedikit saja kamu mau mendengar dan mau nalar
....
HARYATI
Tapi aku melakukan semua ini demi kebaikan
DUHA...
DUHA
Ya... Begitulah kamu, kalian, selalu
memberi alasan. Demi kebaikan................................................ Demi kemanusiaan.
Demi kesejahteraan orang banyak.
Dan begitu juga kamu akan memberikan alasan,
kenapa
jenazah orang tua yang malang
ini kamu biarkan membusuk disini,
tanpa pernah mau mendengar
pikiran orang lain.
HARYATI
Aku hanya ingin
kamu menemani aku DUHA................................................. Apa itu berlebihan?
HARYATI
Tidak satu orangpun ada disini .... Tidak
kawan-kawannya. Tidak orang-orang yang menjadi
besar dan makmur
oleh dukungannya. Bahkan
saudara-saudara kandungku lenyap
entah kemana ....
DUHA
Tidak ada kawan bagi kalian
HARYATI ... Bagimu,
begitu juga bagi Ayahmu ...
Bagi kalian yang ada adalah
orang-orang yang bisa dimanfaatkan. AIR MUKA HARYATI BERUBAH, MARAH.
HARYATI
Kamu betul-betul
bangsat. Kamu kemari hanya untuk
mengejek dan memuntahkan dendammu .... Seburuk apapun dia dimatamu
DUHA................................... Dia kakek dari anak-anakmu.
Ingat itu.
DUHA
Kalau saja ada cara untuk mematikan hati, sudah lama aku ingin mematikan hatiku
HARYATI... Memiliki
hati aku jadi membenci diriku, setiap kali aku sadar,
aku telah membiarkan anak -anakku lahir dari
rahim keserakahan....
HARYATI TERPERANGAH. Ia KEMBALI MERASA TERCAMPAK. MERASA SEMUA ORANG MENGEJEKNYA. Dan KEMBALI MELIHAT
ORANG-ORANG ITU BERMUNCULAN, IKUT MENGEJEKNYA BERSAMA
DUHA. HARYATI KEMBALI
PANIK DAN MELANTUR.
DUHA
Puas kamu sekarang?
HARYATI
Ya. Aku puas DUHA .... Aku puas .....
DUHA
Bagus! Sekarang teruskanlah! Teruslah menutup matamu
dan teruslah bermimpi!
HARYATI
Aku tidak bermimpi
DUHA, dan aku tidak menutup
mataku. Aku melihat dengan
jelas
bagaimana seorang
Jendral mengabdi.
HARYATI TIBA-TIBA MEMUTAR
TUBUHNYA MENATAP PADA ORANG-ORANG YANG KEMBALI BERMUNCULAN DISANA.
HARYATI
Hei, kalian! Kalian
yang merasa begitu
suci dan merasa berhak
mengadili Ayahku ....
Ayo! Silahkan! Dan jadilah Hakim-Hakim yang adil. Bagaimana dengan laki-laki yang satu ini ?
HARYATI MENUNJUK PADA DUHA
HARYATI
Seorang Jendral, yang melakukan apa saja .... Melakukan kekerasan. Meniadakan harkat orang banyak, demi memenuhi keinginan
Tuannya ....
HARYATI KEMBALI MENDEKATI
DUHA, MENGEJEKNYA.
HARYATI
Tapi begitu kau berselisih paham dengan Tuanmu
itu Duha............................................. Begitu ambisi
yang kau
simpan dibalik wajah kemunafikanmu itu tak lagi punya harapan,
kau lalu tiba-tiba
berubah. Untuk mendapat sambutan
dari rakyat kau jelek-jelekkan Ayahku
yang adalah guru besarmu.
Hanya aku. Hanya seorang aku yang tahu betapa kamu memanipulasi semuanya hanya untuk disebut Pahlawan.
....
Kamu kira rakyat dengan mudah bisa kamu tipu. Kamu bicara tentang
demokrasi dan hak azasi manusia, sambil berdiri diatas kubur para pejuang demokrasii dan hak
azasi manusia yang kamu lenyapkan
dengan darah dingin dan keji.
Munafik tengik kamu Duha. Kelakuanmu betul-betul membuatku mual. Apa arti perjuangan kalian, kalau setelah
kepergian Bapak Sepuh keadaannya bahkan
lebih buruk? Orang- orang bungkam DUHA. Pergilah keluar sana, dan lihat! Tidak ada yang berubah.
DUHA
Ada yang berubah
...
HARYATI
Sebut!
DUHA
Ada yang sangat
berubah ...
HARYATI
Sebut!!!
39 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
DUHA
Dulu orang menutup mulutnya karena mereka harus menutup mulutnya.
Sekarang, orang menutup
mulutnya karena mereka ingin menutup
mulutnya.
DUHA
Tapi orang seperti
kalian -----Orang-orang yang
tidak pernah mau membuka
telinganya mendengar pendapat
orang lain, tidak akan mengerti
itu. Sebab kalau kamu mengerti
itu, kamu akan mengerti kenapa di Pendopo tak seorangpun
pelayat datang.
HARYATI
Cukup! Cukup aku memberimu
kesempatan menghina keluargaku. Sekarang, keluar! Keluar kamu! Atau, bergabunglah dengan mereka!
HARYATI MENUNJUK KEARAH
ORANG-ORANG, MEMBUAT DUHA SEMAKIN KHAWATIR.
HARYATI
Sama seperti kamu, mereka-mereka ini tidak punya kepentingan apa-apa
disini selain menelanjangi Ayahku ... Ayo!! Bergabunglah !! Ikutlah mengejek.
DUHA MENANGKAP PUNDAK
HARYATI DAN BERUSAHA
MERANGKULNYA, DENGAN ERAT.
DUHA
Hentikan ini HARYATI!
HARYATI MERONTA DAN SURUT, MENJAUH
HARYATI
Keluar kataku!
DUHA
Tidak ada siapa-siapa disitu HARYATI.
HARYATI
Oooo .... Kau mau mengatakan bahwa aku sedang mengigau ? Iya kan? Munafik tengik
....
DUHA MENYERET HARYATI
MENUNJUK KEARAH YANG DITUNJUK HARYATI,
UNTUK MEMBUKTIKAN KALAU DISANA TIDAK
ADA SIAPA-SIAPA.
DUHA
HARYATI! Lihat itu! Lihat! Tidak ada siapa-siapa disitu.
HARYATI MELEPAS PUNDAKNYA DARI GENGGAMAN DUHA LALU MENDORONG DUHA, KASAR.
HARYATI
Manusia setengah laki-laki, yang tidak punya
keberanian menerima kelebihan orang lain ....
Ayo, bergabunglah! Ikutlah
bernyanyi disana .... Ikutlah mengejek
...
HARYATI GANTI MENYERET
DUHA, MENUNJUK KEARAH
YANG SAMA.
HARYATI
Hei kalian! Lihat ini! Seorang Pahlawan
Kemanusiaan kesasar di kandang Penyamun ...
Kalian lihat ini ? Seorang
Jendral, membela keadilan
... Membela kebenaran
dan Demokrasi .... Ha ha ha ha -------- Ini sungguh ironi
memalukan -----
SEBUAH TAMPARAN MENDARAT
DIPIPI HARYATI. DIA TERSUNGKUR KE LANTAI. BEBERAPA SAAT HENING. DUHA MEMBUJUKNYA.
DUHA
Semua sudah berahir
HARYATI .... Dia sudah berahir ...
TUBUH HARYATI MENGGIGIL MENAHAN AMARAH.
HARYATI
Dan untuk mengatakan itulah kamu ada disini,
Pahlawan?
DUHA
Ya. Untuk menghentikan kamu. Kalau betul kamu menghormati orang tua ini, lawan dirimu
dan beranilah menghadapi kebenaran.
HARYATI MENYAMBUT BUJUKAN
DUHA, TERTAWA SETENGAH
GILA.
HARYATI
Kebenaran? Ha ha ha
------- Lihat! Seseorang sedang membuka mataku tentang kebenaran. Pada
saat seperti ini .... Dalam keadaanku yang begini .... Kebenaran seperti apa DUHA ? Hah? Kebenaran yang bercampur aduk dengan kemunafikan? Untuk apa? Bagiku
kebenaran sama hitamnya dengan
kepalsuan. Untuk apa DUHA ? Untuk apa ?
DUHA
Untukmu HARYATI .... amu tahu apa
yang pantas diterima
Orangtua ini dari masa lalunya.
Kamu tahu kenyataan di
Pendopo ini adalah akhir menyedihkan dari pesta pora yang kalian nikmati secara mabuk-mabukkan dimasa
hidupnya. Aku bukan tidak bisa mengerahkan ribuan orang untuk menjadikan pestamu ini pesta akbar yang mengagumkan. Tapi itu
penipuan HARYATI. Itu kepalsuan.
HARYATI
Penipuan, kepalsuan... Apapun namanya itu, kalau kamu betul mempunyai
pengaruh...
Lakukanlah!
DUHA
Tidak ! Semua
sudah berakhir HARYATI.
Sebagai Ayah anak-anakmu, aku punya kewajiban menghentikanmu menjadi
penipu.
TAWA
HARYATI SEMAKIN MENGGILA.
41 |Lakon Pesta Terakhir
karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI
Aku penipu? Ya
... Aku memang penipu DUHA. Aku
penipu yang manis. Dan aku tidak menyesal ... Kalau saja kau tahu bagaimana
nikmatnya menipu. Menipu,
menipu dan terus
menipu. Dan selalu berhasil. Aku akan terus menipu DUHA. Apa ruginya aku? Persis seperti katamu,
semua sudah berakhir
... Semua sudah
berakhir ....
DUHA MENATAP HARYATI BEBERAPA SAAT, PRIHATIN. IA KEMUDIAN MENINGGALKAN HARYATI, LALU MEMANGGIL MANDOR.
DUHA
Mandor !!
MANDOR MUNCUL BERSAMA
BEBERAPA ORANG KAWANNYA.
DUHA
Angkat !!
DUHA. MANDOR DAN KAWAN-KAWAN AKHIRNYA
MEMBAWA JENAZAH BP SEPUH, TANPA IKUT CAMPUR HARYATI. HARYATI
MENATAP SEKELILING. IA BETUL-BETUL MERASA
SENDIRIAN KINI, MENANGIS
SENDIRI, MENANGISI DIRI SENDIRI, SAMBIL
MERAYAP DILANTAI PENDOPO,
MEMUNGUTI BUNGA- BUNGA YANG BERSERAKAN DISANA SATU DEMI SATU.
HARYATI
Aku sendirian kini .....
Betulkah seburuk itu ? Betulkah
tak satupun dari apa yang kulakukan dalam hidupku yang mampu membelaku
kini? Pergilah Pahlawan! Pergilah!
Aku tidak membutuhkan siapa-siapa ... Aku tidak membutuhkan apa-apa
...
ORANG-ORANG ITU KINI MEMENUHI
PENDOPO, BICARA BERGUMAM. DI KEJAUHAN
SESEORANG YANG BERNYANYI ITU TERDENGAR SETENGAH MERATAP
ORANG-2
Kami digiring menjadi penipu Kami ditempa menjadi
Koruptor
Kami dihasut mengingkari hati nurani
HARYATI MENYAKSIKAN payung-payung dibuka dan diangkat
tinggi.
MASIH DALAM HAYALANNYA, IA MENDENGAR DENGAN
TAKJUB KALIMAT- KALIMAT YANG DIUCAPKAN ORANG-ORANG ITU.
ORANG-2
Demi kawan-kawan kami
Demi Orang tua dan anak-anak
kami. Demi kerabat
dan para kekasih
....
Demi darah yang tumpah mengaliri selokan-selokan. Demi anak-anak yang berlarian kebingungan ...
Demi air mata Ibu mereka yang tak lagi kering,
yang menyimpan rahasia
dengan hati terluka
..... Menggeluti pedih jiwanya dalam kebisuan .... Pilu, dan tak berdaya
....
HARYATI BERLARI
KESANA KEMARI MEMANGGIL-MANGGIL SURTI.
HARYATI
SURTI ....
SURTI .... Kau dengar itu
SURTI .... Kau dengar gemuruh doa-doa
itu? Orang-orang datang
SURTI. Mereka akhirnya
datang............................. Mereka membacakan doa-doa
Surti .... Surti .... Surtiiiiii ......
SURTI SUDAH TIDAK ADA. PUTUS ASA, HARYATI
MENJATUHKAN TUBUHNYA DITENGAH PENDOPO. ORANG-ORANG
SELANJUTNYA MENURUNKAN PAYUNG-PAYUNGNYA.
ORANG-2
Laillaha Illallah ......
Laillaha Illallah ......
LAMPU FADE OUT
SELESAI
43 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar